Kamis, 30 Oktober 2014

SEJARAH LENGKAP TENTANG AGAMA HINDU / BUDHA | HINDU-BUDDHA | SEJARAH HINDU BUDHA | TEORI HINDU BUDHA | KITAB SUCI | HIPOTESIS | AKULTURASI HINDU BUDDHA BUDHA |

       SEJARAH LENGKAP TENTANG AGAMA HINDU / BUDHA

   A.  Hipotesa/Teori Masuknya Agama dan Kebudayaan Hindu-Budha ke Indonesia

Agama Hindu dan Budha berasal dari Jazirah India yang sekarang meliputi wilayah negara India, Pakistan, dan Bangladesh. Kedua agama ini muncul pada dua waktu yang berbeda (Hindu: ±1500 SM, Budha: ±500 SM), namun berkembang di Indonesia pada waktu yang hampir bersamaan. Munculnya agama Hindu dan Budha di Indonesia berawal dari hubungan dagang antara pusat Hindu Budha di Asia seperti China dan India dengan Nusantara.

berikut adalah beberapa teori/hipotesa mengenai masuknya agama hindu dan budha di indonesia
1. Hipotesa Waisya
Hipotesis Waisya dikemukan oleh NJ. Krom. NJ. Krom menyebutkan bahwa proses masuknya kebudayaan Hindu-Budha melalui hubungan dagang antara India dan Indonesia. Para pedagang India yang berdagang di Indonesia disesuaikan dengan angin musim. Apabila angin musim tidak memungkinkan mereka untuk kembali, mereka dalam waktu tertentu menetap di Indonesia. Selama para pedagang India tersebut menetap di Indonesia, memungkinkan terjadinya perkawinan dengan perempuan-perempuan pribumi. Menurut NJ. krom, mulai dari sini pengaruh kebudayaan India menyebar dan menyerap dalam kehidupan masyarakat Indonesia. 

2. Hipotesa Ksatria

Ada tiga pendapat mengenai proses penyebaran kebudayaan Hindu-Budha yang dilakukan oleh golongan ksatria, yaitu:
a. C.C. Berg menjelaskan bahwa golongan ksatria yang turut menyebarkan kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia. Para ksatria India ini ada yang terlibat konflik dalam masalah perebutan kekuasaan di Indonesia. Bantuan yang diberikan oleh para ksatria ini sedikit banyak membantu kemenangan bagi salah satu kelompok atau suku di Indonesia yang bertikai. Sebagai hadiah atas kemenangan itu, ada di antara mereka yang kemudian dinikahkan dengan salah satu putri dari kepala suku atau kelompok yang dibantunya. Dari perkawinannya itu, para ksatria dengan mudah menyebarkan tradisi Hindu-Budha kepada keluarga yang dinikahinya tadi. Selanjutnya berkembanglah tradisi Hindu-Budha dalam kerajaan di Indonesia.
b., Mookerji juga mengatakan bahwa golongan ksatria dari Indialah yang membawa pengaruh kebudayaan Hindu-Budha ke Indonesia. Para Ksatria ini selanjutnya membangun koloni-koloni yang berkembang menjadi sebuah kerajaan.
c. J.L.Moens mencoba menghubungkan proses terbentuknya kerajaan-kerajaan di Indonesia pada awal abad ke-5 dengan situasi yang terjadi di India pada abad yang sama. Ternyata sekitar abad ke-5, ada di antara para keluarga kerajaan di India Selatan melarikan diri ke Indonesia sewaktu kerajaannya mengalami kehancuran. Mereka itu nantinya mendirikan kerajaan di Indonesia.

3. Hipotesis,Brahmana

Hipotesis ini diungkap oleh Jc.Van Leur. Dia mengatakan bahwa kebudayaan Hindu-Budha India yang menyebar ke Indonesia dibawa oleh golongan Brahmana. Pendapatnya itu didasarkan pada pengamatan terhadap sisa-sisa peninggalan kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu-Budha di Indonesia, terutama pada prasasti-prasasti yang menggunakan Bahasa Sansekerta dan Huruf Pallawa. Karena hanya golongan Brahmanalah yang menguasai bahasa dan huruf itu maka sangat jelas di sini adanya peran Brahmana.

4. Hipotesa Indonesia Aktif

Pendapat ini menjelaskan peran aktif dari orang-orang Indonesia yang mengembang kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia. Pendapat mengenai keaktifan orang-orang Indonesia ini diungkap oleh F.D.K Bosch. Menurut Bosch, yang pertama kali datang ke Indonesia adalah orang-orang India yang memiliki semangat untuk menyebarkan Hindu-Budha. Setelah tiba di Indonesia mereka menyebarkan ajarannya. Karena pengaruhnya itu, ada di antara tokoh masyarakat yang tertarik untuk mengikuti ajarannya. Pada perkembangan selanjutnya, banyak orang Indonesia sendiri yang pergi ke India untuk berziarah dan belajar agama Hindu-Budha di India. Sekembalinya di Indonesia, merekalah yang mengajarkannya pada masyarakat Indonesia yang lain. Pendapat F.D.K Bosch ini dikenal dengan nama Teori Arus Balik.

2. KITAB SUCI AGAMA HINDU /BUDHA

·         HINDU - Weda sendiri artinya pengetahuan tentang agama. Ada 4 buah kibat yaitu

ü  Rigweda         : berisi syair-syair pemujaan dewa (apalin aja RS-RIG SYAIR)
ü  Samaweda    : berisi tentang nyanyian-nyanyian suci ( SSS Sama Sing (nyanyi) Suci )
ü  Yajurweda      : bacaan-bacaan upacara keselamatan ( YU Yajur Upacara )
ü  Atarwaweda  : ilmu untuk menghilangkan marabahaya/sakit (AM Atharwa Mantra )


·         BUDHA - Kitab Suci Budha pun juga beda loh guys:

ü  Vinayapittaka, aturan-aturan kehidupan
ü  Suttapittaka, landasan pengajaran
ü  Abdidharmapittaka, falsafah agama

3. NAMA DEWA DALAM AGAMA HINDU

·         Dalam tradisi agama Hindu umumnya, para dewa (atau "deva", "daiwa") adalah manifestasi dari Tuhan Yang Maha Esa (Brahman). Para dewa merupakan pengatur kehidupan dan perantara tuhan dalam berhubungan dengan umatnya. Dewa-dewi tersebut seperti:
ü  Brahma, Wisnu, Siwa, Agni, Baruna, Aswin, Kubera, Indra, Ganesa, Yama, Saraswati, Laksmi, Surya, dan lain-lain.

NAMA DEWA DALAM AGAMA BUDHA
No.      Nama Buddha:                                    Sifat Utama:
1          Tanhankara                              Maha Perwira
2          Medankara                              Maha Mulia
3          Saranankara                             Maha Welas-asih
4          Dipankara                                Cahaya Cemerlang
5          Kondanna                               Junjungan Manusia
6          Mangala                                  Yang Maha Agung
7          Sumana                                   Pemberani Yang Berbudi Lemah Lembut
8          Revata                                     Penambah Kegembiraan, Kebahagiaan
9          Sobhita                                    Yang Penuh Kebajikan
10        Anomadassi                            Manusia Utama
11        Paduma                                   Obor Semesta Alam
12        Narada            Pembimbing                Yang Tiada Taranya
13        Padumuttara                            Makhluk Yang Tiada Taranya
14        Sumedha                                 Yang Paling Mulia
15        Sujata                                      Pimpinan Jagad Raya
16        Piyadassi                                 Maha Junjungan Umat Manusia
17        Atthadassi                               Yang Penuh Kasih-sayang
18        Dhammadassi                          Penghalau Kegelapan
19        Siddhatta                                Yang Tiada bandingnya Didunia
20        Tissa                                        Pemberi Karunia Yang Utama
21        Phussa                                     Yang Sempurna Ke Tujuan Akhir
22        Vipassi                                    Yang Tiada Saingannya
23        Sikhi                                        Pahlawan Cinta-kasih Tanpa Batas
24        Vessabhu                                 Penyebar Kebahagiaan Sejati
25        Kakusandha (Krakucchanda) Penunjuk Jalan Para Musafir
26        Konagamana (Kanakamuni)   Yang Berusaha Tanpa Akhir
27        Kassapa (Kasyapa)                  Cahaya Sempurna
28        Gotama (Gautama)                 Kejayaan dalam Keluarga Gotama (Gautama)
29        Matteya (Maitreya)                 Yang Penuh Dengan Cinta-kasih.


4. KASTA DALAM AGAMA HINDU/BUDHA
·         HINDU
1. Kasta Brahmana ( kaum pendeta dan para sarjana )
2. Kasta Ksatria ( para prajurit, pejabat dan bangsawan )
3. Kasta Waisya ( pedagang, petani, pemilik tanah dan prajurit )
4. Kasta Sudra ( rakyat jelata dan pekerja kasar )

·         BUDHA
Sebelum agama buddha ada, agama yg pertama muncul adalah hindu di India. Selanjutnya dalam agama hindu dikenallah sistem Kasta (Brahmana, Ksatria, Waisya & Sudra). Kemudian lama kelamaan muncul agama baru (buddha) yangg dibawa oleh Sidharta Gautama. Karena menyadari kekurangan agama sebelumnya, maka sistem kasta dalam agama buddha ditiadakan, sehingga banyak penganut agama Hindu yg pindah ke agama Buddha. Orang2 menganggap jika menganut agama buddha, derajat manusia sama di hadapan Tuhan. Tapi dalam perkembangan selanjutnya agama buddha tdk di terima baik di India, oleh karena itu para biksu menyebarkan agama buddha ke luar & jauh lebih berkembang di luar India yakni Asia Timur dan Indocina.

5. KOTA DAN TEMPAT PENTING BAGI UMAT HINDU/BUDHA
Di beberapa prasasti yang dibangun oleh raja Asoka disebutkan nama Buddha. Di berbagai tempat di mana Buddha pernah menetap dijelaskan "Savatthiyam Viharati Jetavane" (di hutan jeta di Savatthi); "Sakkesu Viharati Kapilavatthusmin (di Kapilavatthu); "Vesaliyam Viharati Mahavane" (di Vesali di hutan besar); "Rajagaha; "Kosambiyam Viharati Ghositarame" (di Ghositarana di Kosambi) ; "Rajagahe Viharati Mora Nivape" (di Mora Nivape di Rajagaha); "Saketa Viharati Kalakarame" (di Kalakarama di Saketa); "Rajagahe Viharati Gijjhakute Pabbate" (di batu Gijjhakuta di Rajagaha); "Rajagahe Viharati Veluvana Kalandaka Nivape" (di Veluvana, Kalandaka Nivapa, di Rajagaha); "Anthara ca Ukkuttham anthara ca setavyam" (berjalan diantara kota-kota Ukkuttha dan Setvya); "Bhaggesu Viharati Sumsumaragire" (di Bhagga di Sumsumaragira); "Koliyesu Viharati Sajjanelam" (di Sajjanela di tanah Koliya); "Kusinarayam Viharati Mallanam Salavana" (di hutan Sala di Mallas di Kusinara)

"Savatthiyanm Viharati Pubbarame" (di Pubbarama di Savatthi); "Bhagavanalike Viharati Niculavane (di Niculavane di Bhagava Nalike); "Baranasiya Viharati Gijjhakavasathe (di Gijjhakavasatha); "Kimbilayum Viharati Isipatane Migadaye" (di Kimbila di Isipatana); "Alaviyam Viharati aggalave Cetiye" (di Vihara Aggalava di Alaviya); "Campayam Viharati Pokkharani Tire" (di Campa dekat kolam); "Magadhesu Viharati Manimalake" (di manimalaka di Magadhe).

Semua tempat ini ditemukan di India Utara bahkan hingga sekarang. Beberapa sungai yang dimaksudkan Buddha, seperti Gangga, Yamuna, Aciravati, dan Godhavari, masih tetap mengalir. Gunung-gunung yang dikisahkan, misalnya Himalaya dan Gijjhakuta tetap berdiri. Brahmana-brahmana, juga masih ada di India pada zaman ini. Acara-acara ritual dan persembahan yang ditunjukkan oleh Buddha sebagai hal yang sia-sia masih tetap dipraktikkan juga.

Tempat-tempat yang disampaikan oleh Buddha sebagai tempat yang benar-benar menyenangkan adalah Vesali, Udena, Cetiya, Gotamaka Cetiya, Sattamba Cetiya, Capala Cetiya. Pada saat Buddha menjelang hari-hari terakhirNya Ananda bertanya kepada Beliau sebagai berikut:

"Guru tempat ini adalah pinggiran kota kecil. Janganlah meninggal di kota kecil seperti ini. Di India banyak kota besar seperti Campa, Rajagaha, Savatthi, Saketa, Kosambi dan Banarasi. Meninggal di salah satu kota tersebut". (Mahaparinibbana Sutta)

6. AJARAN – AJARAN HINDU/BUDHA
·         Inti Ajaran Agama hindu
Agama Hindu merupakan agama yang mempunyai usia tertua dan merupakan agama yang pertama kali dikenal oleh manusia. Hindu mengajarkan banyak hal, baik ilmu yang berhubungan dengan dunia rohani maupun dunia material. Ajaran Hindu sangat luas , mulai dari hal yang sederhana hingga yang rumit yang sulit dijangkau oleh pikiran biasa.
Bagi masyarakat Hindu, agama Hindu dikenal dengan nama Sanatana Dharma (kebenaran yang abadi) namun orang umum menyebutnya sebagai Hindu karena agama ini berasal dari lembah sungai Shindu. “Kata Hindu pertama kali digunakan oleh orang Persia dan kemudian dipopulerkan pada masa penjajahan Inggris” (Wage Rahardjo , 2011). Namun yang jelas didalam Weda agama Hindu disebut dengan nama Sanatana Dharma.

Selain Hindu mengajarkan banyak hal ia pula memiliki banyak kitab suci, baik Sruti maupun Smriti (smerti) dan juga terdiri dari beberapa aliran seperti Shaivisme,Vaishnavisme dan Śrauta . Meskipun Hindu mengajarkan berbagai hal sudah pasti dari keseluruhan ajaran yang terkandung memiliki inti atau pokok ajaran. membicarakan suatu inti atau pokok ajaran agama bukanlah hal yang mudah , meski tampak mudah karena untuk mengerti yang inti sedikit tidaknya sudah mengetahui prinsip-prinsip dasar ajaran agama tersebut .

Inti ajaran Hindu dikonsepkan kedalam “Tiga Kerangka Dasar” dan “Panca Sradha”. Tiga kerangka dasar tersebut terdiri dari Tattwa (Filsafat) Susila (Etika) Upacara(Yadnya).
Tattwa ­ – Ajaran Hindu kaya akan Tattwa atau dalam ilmu modern disebut filsafat , secara khusus filsafat disebut Darsana. Dalam perkembangan agama Hindu atau kebudayaan veda terdapat Sembilan cabang filsafat yang disebut Nawa Darsana.Pada masa Upanishad , akhirnya filsafat dalam kebudayaan veda dapat dibagi menjadi 2 kelompok yaitu astika (kelompok yang mengakui veda sebagai ajaran tertinggi) dan nastika ( kelompok yang tidak mengakui Veda ajaran tertinggi ). Terdapat enam cabang filsafat yang mengakui veda yang disebut Sad Darsana(Saṁkhya, Yoga, Mimamsa, Nyaya, Vaisiseka, dan Vedanta ) dan tiga cabang filsafat yang menentang veda yaitu Jaina, Carvaka dan Budha (agama Budha).
Susila – Secara harfiah susila diartikan sebagai etika . hal-hal yang tekandung yang dikelompokan kedalam susila memuat tata aturan kehidupan bermasyarakat yang pada intinya membahas perihal hukum agama. Mulai dari hukum dalam kehidupan sehari-sehari hingga hukum pidana ( Kantaka Sodhana ) dan hukum perdata ( Dharmasthiya ).
Upacara – Yang dimaksud upacara dalam agama Hindu adalah ritual keagamaan , sarana ritual keagamaan disebut Upakara , upakara di Bali disebut Banten. Upacara ini dapat dikelompok kedalam beberapa bentuk korban suci ( Yajna ) yang disebut Panca Yadnya ( Panca Maha Yadnya ). Ada banyak jenis panca Yadnya tergantung dari kitab mana uraian dari panca yadnya tersebut, artinya meskipun Panca Yadnya sama-sama terdiri dari lima jenis yadnya namun bagian-bagian yang disebutkan berbeda-beda masing – masing uraian kitab suci Smrti.
Selain tiga kerangka dasar agama Hindu, ajaran hindu berlandaskan pada lima keyakinan yang disebut Panca Sradha ( lima dasar keyakinan umat Hindu ) yang melitputi : Widhi Tattwa, keyakinan terhadap Tuhan (Brahman). Atma Tattwa, keyakinan terhadap Atman (Roh). Karmaphala Tattwa, keyakinan pada Karmaphala (hukum sebab-akibat). Punarbawa Tattwa, keyakinan pada kelahiran kembali (reinkarnasi) danMoksa Tattwa, keyakinan akan bersatunya Atman dengan Brahman

·        Inti Ajaran Agama Buddha
ü  Budha
Budha Berasal dari bahasa sansekerta, Budha berarti menjadi sadar, kesadaran sepenuhnya, bijaksana.  Perkataan Budha terbentuk dari kata kerja “Budh” yang artinya bangun; bangun dari dalam kesesatan dan keluar ditengah-tengan cahaya pemandangan yang benar. Budha adalah orang yang mendapat pengetahuan dengan tidak mendapat wahyu dari Tuhan dan bukan dari seorang guru, sebagaimana disebutkan dalam Mahavagga 1,67 : “Aku sendiri yang mencapai pengetahuan, akan kukatakan pengikut siapakah aku ini? Aku tak mempunyai guru, aku guru yang tak ada bandingannya”.
Budha bukan nama orang melainkan gelar. Nama pendiri agama Budha ini ialah Sidharta Gautma atau biasa juga disebut Cakyamuni, artinya orang tapa dari suku turunan Cakyas. Sidharta Gautama dilahirkan di Kapilawastu, sebelah utara Benares di daerah Nepal sekarang, di lereng pegunungan Himalaya pada tahun 566 SM. Sidharta Gautama anak raja Sudhodana.

7. PENINGGALAN PENGARUH AKULTURASI HINDU/BUDHA
Wujud akulturasi tersebut dapat diamati  pada uraian materi unsur-unsur budaya berikut ini:

1. Bahasa
Wujud akulturasi dalam bidang bahasa, dapat dilihat dari adanya penggunaan bahasa sansekerta yang dapat ditemukan sampai sekarang dimana bahasa Sansekerta tersebut memperkaya perbendaharaan bahasa Indonesia.
Penggunaan bahasa Sansekerta pada awalnya banyak ditemukan pada prasasti (batu bertulis) peninggalan kerajaan Hindu – Budha pada abad 5 – 7 M,

2.Religi/Kepercayaan
Sistem kepercayaan yang berkembang di Indonesia sebelum agama Hindu-Budha masuk ke Indonesia adalah kepercayaan yang berdasarkan pada Animisme dan Dinamisme. Dengan masuknya agama Hindu – Budha ke Indonesia, maka masyarakat Indonesia mulai menganut/mempercayai agama-agama tersebut. Tetapi agama Hindu dan Budha yang berkembang di Indonesia sudah mengalami perpaduan dengan kepercayaan Animisme dan Dinamisme, atau dengan kata lainmengalami Sinkritisme.Sinkritisme adalah bagian dari proses akulturasi, yang berarti perpaduan dua kepercayaan yang berbeda menjadi satu.

3.Organisasi Sosial Kemasyarakatan
1.Wujud akulturasi dalam bidang organisasi sosial kemasyarakatan dapat dilihat dalam organisasi politik yaitu sistem pemerintahan yang berkembang di Indonesia setelah masuknya pengaruh India Dengan adanya pengaruh kebudayaan India tersebut, maka sistem pemerintahan yang berkembang di Indonesia adalah bentuk kerajaan yang diperintah oleh seorang raja secara turun temurun.

5. Peralatan Hidup dan Teknologi
Salah satu wujud akulturasi dari peralatan hidup dan teknologi terlihat dalam seni bangunan Candi.
Seni bangunan Candi tersebut memang mengandung unsur budaya India tetapi keberadaan candi-candi di Indonesia tidak sama dengan candi-candi yang ada di India,karena Indonesia hanya mengambil unsur teknologi perbuatannya melalui dasar-dasar teoritis yang tercantum dalam kitab Silpasastra yaitu sebuah kitab pegangan yang memuat berbagai petunjuk untuk melaksanakan pembuatan arca dan bangunan.

6. Kesenian
Wujud akulturasi dalam bidang kesenian terlihat dari seni rupa, seni sastra dan seni pertunjukan .
Dalam seni rupa contoh wujud akulturasinya dapat dilihat dari relief dinding candi (gambar timbul), gambar
timbul pada candi tersebut banyak menggambarkan suatu kisah/cerita yang berhubungan dengan ajaran

agama Hindu ataupun Budha.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar