Selasa, 25 November 2014

[CONTOH] Cerita Pengalaman Paling Berkesan Wisata ke Bandung beserta bahasa inggris | Contoh Pengalaman paling berkesan | cerita pribadi | Wisata ke Bandung | bahasa inggris |



Pengalaman Paling Berkesan – Wisata ke Bandung

OLEH   : KHOIRUROJI

Pengalamanku study Tour yang paling mengesankan adalah jalan – jalan ke Bandung, Wisata bersama keluarga, usai kenaikan kelas, “Libur panjang”. Kotanya yang sejuk dan sangat indah, menjadi alasan kita menuju kota ini, yang paling mengesankan adalah disaat menaiki bukit terus makan-makan bersama dengan keluarga dan jalan-jalan ke obyek wisata sambil melepas beban difikiran setelah ulangan semester. Seperti ke pemandian air panas. di sana mandi-mandi, dan juga bisa belanja sendiri seperti pernak- pernik, makanan khas dan lain-lain.
Nah yang sangat mengesankan lagi ketika saat selesai mandi - madi langsung diteruskan jalan ke kebun strowberry berwisata sambil belajar menanam tanaman buah  di sana yang sangat menarik adalah pada saat kami bisa belajar menanam dan memanen buahnya.
Wah, sungguh luar biasa dan mengasikkan, wisata yang sangat menyenangkan dan menyejukan hati. Di kota bandung yang sejuk. Dan penuh dengan tempat wisata yang menyenangkan.

ENGLISH :

Most Memorable Experience - Travel to Bandung


Experience study tour of the most impressive is the way - the way to Bandung, Travel with family, after the increase in class, "long holiday". The city is cool and very beautiful, the reason we go to this city, the most impressive is when climbing a hill kept meals together with family and walks into a tourist attraction while removing the burden in mind after repeat the semester. As to the hot springs. there bathe, and also be able to shop themselves as knickknacks, specialties and others.

Well that is very impressive again when the time is finished bathing forwarded directly to the garden path strowberry traveled while learning to plant fruit trees there are very interesting is when we can learn to plant and harvest the fruit.

Wow, was incredible and exciting, very fun tour and liver remedy. In the city of Bandung which is cool. And filled with delightful sights.


Itulah contoh Pengalaman paling berkesan wisata ke bandung. Beserta bahasa inggris semoga bermanfaat bagi kita semua. Amin :)

Minggu, 23 November 2014

Sejarah Lengkap Kerajaan Sriwijaya | Sejarah Indonesia | Sejarah | Sriwijaya | kerajaan |

Sejarah Lengkap Kerajaan Sriwijaya

Sejarah Kerajaan Sriwijaya
         Kerajaan Sriwijaya (atau juga disebut Srivijaya) adalah salah satu kemaharajaan maritim yang kuat di pulau Sumatera dan banyak memberi pengaruh di Nusantara dengan daerah kekuasaan membentang dari Kamboja, Thailand, Semenanjung Malaya, Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. Dalam bahasa Sansekerta, sri berarti “bercahaya” dan wijaya berarti “kemenangan”.
         Bukti awal mengenai keberadaan kerajaan ini berasal dari abad ke-7; seorang pendeta Tiongkok, I Tsing, menulis bahwa ia mengunjungi Sriwijaya tahun 671 dan tinggal selama 6 bulan. Prasasti yang paling tua mengenai Sriwijaya juga berada pada abad ke-7, yaitu prasasti Kedukan Bukit di Palembang, bertarikh 682. Kemunduran pengaruh Sriwijaya terhadap daerah bawahannya mulai menyusut dikarenakan beberapa peperangan diantaranya serangan dari raja Dharmawangsa Teguh dari Jawa di tahun 990, dan tahun 1025 serangan Rajendra Chola I dari Koromandel, selanjutnya tahun 1183 kekuasaan Sriwijaya dibawah kendali kerajaan Dharmasraya.

        Setelah Sriwijaya jatuh, kerajaan ini terlupakan dan eksistensi Sriwijaya baru diketahui secara resmi tahun 1918 oleh sejarawan Perancis George Cœdès dari École française d’Extrême-Orient.

·         Historiografi
        Tidak terdapat catatan lebih lanjut mengenai Sriwijaya dalam sejarah Indonesia; masa lalunya yang terlupakan dibentuk kembali oleh sarjana asing. Tidak ada orang Indonesia modern yang mendengar mengenai Sriwijaya sampai tahun 1920-an, ketika sarjana Perancis George Cœdès mempublikasikan penemuannya dalam koran berbahasa Belanda dan Indonesia. Coedès menyatakan bahwa referensi Tiongkok terhadap “San-fo-ts’i”, sebelumnya dibaca “Sribhoja”, dan beberapa prasasti dalam Melayu Kuno merujuk pada kekaisaran yang sama.

         Sriwijaya menjadi simbol kebesaran Sumatera awal, dan kerajaan besar Nusantara selain Majapahit di Jawa Timur. Pada abad ke-20, kedua kerajaan tersebut menjadi referensi oleh kaum nasionalis untuk menunjukkan bahwa Indonesia merupakan satu kesatuan negara sebelelum kolonialisme Belanda.
Sriwijaya disebut dengan berbagai macam nama. Orang Tionghoa menyebutnya Shih-li-fo-shih atau San-fo-ts’i atau San Fo Qi. Dalam bahasa Sansekerta dan Pali, kerajaan Sriwijaya disebut Yavadesh dan Javadeh. Bangsa Arab menyebutnya Zabaj dan Khmer menyebutnya Malayu. Banyaknya nama merupakan alasan lain mengapa Sriwijaya sangat sulit ditemukan. Sementara dari peta Ptolemaeus ditemukan keterangan tentang adanya 3 pulau Sabadeibei yang kemungkinan berkaitan dengan Sriwijaya.

        Sekitar tahun 1993, Pierre-Yves Manguin melakukan observasi dan berpendapat bahwa pusat Sriwijaya berada di Sungai Musi antara Bukit Seguntang dan Sabokingking (terletak di provinsi Sumatera Selatan sekarang). Namun sebelumnya Soekmono berpendapat bahwa pusat Sriwijaya terletak pada kawasan sehiliran Batang Hari, antara Muara Sabak sampai ke Muara Tembesi (di provinsi Jambi sekarang), dengan catatan Malayu tidak di kawasan tersebut, jika Malayu pada kawasan tersebut, ia cendrung kepada pendapat Moens, yang sebelumnya juga telah berpendapat bahwa letak dari pusat kerajaan Sriwijaya berada pada kawasan Candi Muara Takus (provinsi Riau sekarang), dengan asumsi petunjuk arah perjalanan dalam catatan I Tsing, serta hal ini dapat juga dikaitkan dengan berita tentang pembangunan candi yang dipersembahkan oleh raja Sriwijaya (Se li chu la wu ni fu ma tian hwa atau Sri Cudamaniwarmadewa) tahun 1003 kepada kaisar Cina yang dinamakan cheng tien wan shou (Candi Bungsu, salah satu bagian dari candi yang terletak di Muara Takus). Namun yang pasti pada masa penaklukan oleh Rajendra Chola I, berdasarkan prasasti Tanjore, Sriwijaya telah beribukota di Kadaram (Kedah sekarang).

·         Pembentukan dan pertumbuhan
        Belum banyak bukti fisik mengenai Sriwijaya yang dapat ditemukan. Kerajaan ini menjadi pusat perdagangan dan merupakan negara maritim, namun kerajaan ini tidak memperluas kekuasaannya di luar wilayah kepulauan Asia Tenggara, dengan pengecualian berkontribusi untuk populasi Madagaskar sejauh 3.300 mil di barat. Beberapa ahli masih memperdebatkan kawasan yang menjadi pusat pemerintahan Sriwijaya, selain itu kemungkinan kerajaan ini biasa memindahkan pusat pemerintahannya, namun kawasan yang menjadi ibukota tetap diperintah secara langsung oleh penguasa, sedangkan daerah pendukungnya diperintah oleh datu setempat.
        
         Kekaisaran Sriwijaya telah ada sejak 671 sesuai dengan catatan I Tsing, dari prasasti Kedukan Bukit pada tahun 682 di diketahui imperium ini di bawah kepemimpinan Dapunta Hyang. Di abad ke-7 ini, orang Tionghoa mencatat bahwa terdapat dua kerajaan yaitu Malayu dan Kedah menjadi bagian kemaharajaan Sriwijaya. Berdasarkan prasasti Kota Kapur yang yang berangka tahun 686 ditemukan di pulau Bangka, kemaharajaan ini telah menguasai bagian selatan Sumatera, pulau Bangka dan Belitung, hingga Lampung. Prasasti ini juga menyebutkan bahwa Sri Jayanasa telah melancarkan ekspedisi militer untuk menghukum Bhumi Jawa yang tidak berbakti kepada Sriwijaya, peristiwa ini bersamaan dengan runtuhnya Tarumanagara di Jawa Barat dan Holing (Kalingga) di Jawa Tengah yang kemungkinan besar akibat serangan Sriwijaya. Sriwijaya tumbuh dan berhasil mengendalikan jalur perdagangan maritim di Selat Malaka, Selat Sunda, Laut China Selatan, Laut Jawa, dan Selat Karimata.

         Ekspansi kerajaan ini ke Jawa dan Semenanjung Malaya, menjadikan Sriwijaya mengontrol dua pusat perdagangan utama di Asia Tenggara. Berdasarkan observasi, ditemukan reruntuhan candi-candi Sriwijaya di Thailand dan Kamboja. Di abad ke-7, pelabuhan Cham di sebelah timur Indochina mulai mengalihkan banyak pedagang dari Sriwijaya. Untuk mencegah hal tersebut, Maharaja Dharmasetu melancarkan beberapa serangan ke kota-kota pantai di Indochina. Kota Indrapura di tepi sungai Mekong, di awal abad ke-8 berada di bawah kendali Sriwijaya. Sriwijaya meneruskan dominasinya atas Kamboja, sampai raja Khmer Jayawarman II, pendiri imperium Khmer, memutuskan hubungan dengan Sriwijaya di abad yang sama. Di akhir abad ke-8 beberapa kerajaan di Jawa, antara lain Tarumanegara dan Holing berada di bawah kekuasaan Sriwijaya. Menurut catatan, pada masa ini pula wangsa Sailendra bermigrasi ke Jawa Tengah dan berkuasa disana. Di abad ini pula, Langkasuka di semenanjung Melayu menjadi bagian kerajaan. Di masa berikutnya, Pan Pan dan Trambralinga, yang terletak di sebelah utara Langkasuka, juga berada di bawah pengaruh Sriwijaya.

       Setelah Dharmasetu, Samaratungga menjadi penerus kerajaan. Ia berkuasa pada periode 792 sampai 835. Tidak seperti Dharmasetu yang ekspansionis, Samaratungga tidak melakukan ekspansi militer, tetapi lebih memilih untuk memperkuat penguasaan Sriwijaya di Jawa. Selama masa kepemimpinannya, ia membangun candi Borobudur di Jawa Tengah yang selesai pada tahun 825.

·         Agama dan Budaya
         Sebagai pusat pengajaran Buddha Vajrayana, Sriwijaya menarik banyak peziarah dan sarjana dari negara-negara di Asia. Antara lain pendeta dari Tiongkok I Tsing, yang melakukan kunjungan ke Sumatera dalam perjalanan studinya di Universitas Nalanda, India, pada tahun 671 dan 695, serta di abad ke-11, Atisha, seorang sarjana Buddha asal Benggala yang berperan dalam mengembangkan Buddha Vajrayana di Tibet. I Tsing melaporkan bahwa Sriwijaya menjadi rumah bagi sarjana Buddha sehingga menjadi pusat pembelajaran agama Buddha. Pengunjung yang datang ke pulau ini menyebutkan bahwa koin emas telah digunakan di pesisir kerajaan. Selain itu ajaran Buddha aliran Buddha Hinayana dan Buddha Mahayana juga turut berkembang di Sriwijaya.

        Kerajaan Sriwijaya banyak dipengaruhi budaya India, pertama oleh budaya Hindu kemudian diikuti pula oleh agama Buddha. Raja-raja Sriwijaya menguasai kepulauan Melayu melalui perdagangan dan penaklukkan dari kurun abad ke-7 hingga abad ke-9, sehingga secara langsung turut serta mengembangkan bahasa Melayu beserta kebudayaannya di Nusantara.

        Sangat dimungkinkan bahwa Sriwijaya yang termahsyur sebagai bandar pusat perdagangan di Asia Tenggara, tentunya menarik minat para pedagang dan ulama muslim dari Timur Tengah. Sehingga beberapa kerajaan yang semula merupakan bagian dari Sriwijaya, kemudian tumbuh menjadi cikal-bakal kerajaan-kerajaan Islam di Sumatera kelak, disaat melemahnya pengaruh Sriwijaya.

        Ada sumber yang menyebutkan, karena pengaruh orang muslim Arab yang banyak berkunjung di Sriwijaya, maka raja Sriwijaya yang bernama Sri Indrawarman masuk Islam pada tahun 718. Sehingga sangat dimungkinkan kehidupan sosial Sriwijaya adalah masyarakat sosial yang di dalamnya terdapat masyarakat Budha dan Muslim sekaligus. Tercatat beberapa kali raja Sriwijaya berkirim surat ke khalifah Islam di Suriah. Pada salah satu naskah surat yang ditujukan kepada khalifah Umar bin Abdul Aziz (717-720M) berisi permintaan agar khalifah sudi mengirimkan da’i ke istana Sriwijaya.

·         Raja-raja Sriwijaya

Dari abad ke-7 sampai ke-13 Masehi, Kerajaan Sriwijaya pernah di pimpin oleh raja-raja di bawah ini, yaitu:
  1. Dapunta Hyang Sri Jayanasa
  2. Sri IndravarmanChe-li-to-le-pa-mo
  3. Rudra VikramanLieou-t’eng-wei-kong
  4. Maharaja WisnuDharmmatunggadewa     
  5. Dharanindra Sanggramadhananjaya
  6. Samaragrawira
  7. Samaratungga
  8. Balaputradewa
  9. Sri UdayadityavarmanSe-li-hou-ta-hia-li-tan
  10. Hie-tche (Haji)
  11. Sri CudamanivarmadevaSe-li-chu-la-wu-ni-fu-ma-tian-hwa
  12. Sri MaravijayottunggaSe-li-ma-la-pi
  13. Sumatrabhumi
  14. Sangramavijayottungga
  15. Rajendra Dewa KulottunggaTi-hua-ka-lo
  16. Rajendra II
  17. Rajendra III
  18. Srimat Trailokyaraja Maulibhusana Warmadewa
  19. Srimat Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa
  20. Srimat Sri Udayadityawarma Pratapaparakrama Rajendra Maulimali Warmadewa

·         Kehidupan Sosial-Ekonomi dan Kebudayaan

Letak Sriwijaya sangat strategis di jalur perdagangan antara India-Cina. Di samping itu juga berhasil menguasai Selat Malaka yang merupakan urat nadi perdagangan di Asia Tenggara, menjadikan Sriwijaya berhasil menguasai perdagangan nasional dan internasional. Penguasaan Sriwijaya atas Selat Malaka mempunyai arti penting terhadap perkembangan Sriwijaya sebagai negara maritim, sebab banyak kapal-kapal asing yang singgah untuk menambah air minum, perbekalan makanan dan melakukan aktivitas perdagangan.

Dalam bidang kebudayaan khususnya keagamaan, Kerajaan Sriwijaya menjadi pusat agama Buddha yang penting di Asia Tenggara dan Asia Timur. Agama Buddha yang berkembang di Sriwijaya ialah Agama Buddha Mahayana, salah satu tokohnya ialah Dharmakirti. Para peziarah agama Buddha dalam pelayaran ke India ada yang singgah dan tinggal di Sriwijaya. Di antaranya ialah I'tsing.

·         Perdagangan
         Di dunia perdagangan, Sriwijaya menjadi pengendali jalur perdagangan antara India dan Tiongkok, yakni dengan penguasaan atas selat Malaka dan selat Sunda. Orang Arab mencatat bahwa Sriwijaya memiliki aneka komoditi seperti kapur barus, kayu gaharu, cengkeh, pala, kepulaga, gading, emas, dan timah yang membuat raja Sriwijaya sekaya raja-raja di India. Kekayaan yang melimpah ini telah memungkinkan Sriwijaya membeli kesetiaan dari vassal-vassalnya di seluruh Asia Tenggara.
        Pada paruh pertama abad ke-10, diantara kejatuhan dinasti Tang dan naiknya dinasti Song, perdagangan dengan luar negeri cukup marak, terutama Fujian, kerajaan Min dan negeri kaya Guangdong, kerajaan Nan Han. Tak diragukan lagi Sriwijaya mendapatkan keuntungan dari perdagangan ini.

·         Relasi dengan kekuatan regional
        Untuk memperkuat posisinya atas penguasaan pada kawasan di Asia Tenggara, Sriwijaya menjalin hubungan diplomasi dengan kekaisaran China, dan secara teratur mengantarkan utusan beserta upeti.
Pada masa awal kerajaan Khmer merupakan daerah jajahan Sriwijaya. Banyak sejarawan mengklaim bahwa Chaiya, di propinsi Surat Thani, Thailand Selatan, sebagai ibu kota kerajaan tersebut, pengaruh Sriwijaya nampak pada bangunan pagoda Borom That yang bergaya Sriwijaya. Setelah kejatuhan Sriwijaya, Chaiya terbagi menjadi tiga kota yakni (Mueang) Chaiya, Thatong (Kanchanadit), dan Khirirat Nikhom.

          Sriwijaya juga berhubungan dekat dengan kerajaan Pala di Benggala, pada prasasti Nalanda berangka 860 mencatat bahwa raja Balaputradewa mendedikasikan sebuah biara kepada Universitas Nalanda. Relasi dengan dinasti Chola di selatan India juga cukup baik, dari prasasti Leiden disebutkan raja Sriwijaya telah membangun sebuah vihara yang dinamakan dengan Vihara Culamanivarmma, namun menjadi buruk setelah Rajendra Chola I naik tahta yang melakukan penyerangan di abad ke-11. Kemudian hubungan ini kembali membaik pada masa Kulothunga Chola I, di mana raja Sriwijaya di Kadaram mengirimkan utusan yang meminta dikeluarkannya pengumuman pembebasan cukai pada kawasan sekitar Vihara Culamanivarmma tersebut. Namun demikian pada masa ini Sriwijaya dianggap telah menjadi bahagian dari dinasti Chola, dari kronik Tiongkok menyebutkan bahwa Kulothunga Chola I (Ti-hua-ka-lo) sebagai raja San-fo-ts’i membantu perbaikan candi dekat Kanton pada tahun 1079, pada masa dinasti Song candi ini disebut dengan nama Tien Ching Kuan dan pada masa dinasti Yuan disebut dengan nama Yuan Miau Kwan.

·         Masa keemasan
          Kemaharajaan Sriwijaya bercirikan kerajaan maritim, mengandalkan hegemoni pada kekuatan armada lautnya dalam menguasai alur pelayaran, jalur perdagangan, menguasai dan membangun beberapa kawasan strategis sebagai pangkalan armadanya dalam mengawasi, melindungi kapal-kapal dagang, memungut cukai serta untuk menjaga wilayah kedaulatan dan kekuasaanya.
            Dari catatan sejarah dan bukti arkeologi, pada abad ke-9 Sriwijaya telah melakukan kolonisasi di hampir seluruh kerajaan-kerajaan Asia Tenggara, antara lain: Sumatera, Jawa, Semenanjung Malaya, Thailand, Kamboja, Vietnam, dan Filipina. Dominasi atas Selat Malaka dan Selat Sunda, menjadikan Sriwijaya sebagai pengendali rute perdagangan rempah dan perdagangan lokal yang mengenakan biaya atas setiap kapal yang lewat. Sriwijaya mengakumulasi kekayaannya sebagai pelabuhan dan gudang perdagangan yang melayani pasar Tiongkok, dan India.

          Sriwijaya juga disebut berperan dalam menghancurkan kerajaan Medang di Jawa, dalam prasasti Pucangan disebutkan sebuah peristiwa Mahapralaya yaitu peristiwa hancurnya istana Medang di Jawa Timur, di mana Haji Wurawari dari Lwaram yang kemungkinan merupakan raja bawahan Sriwijaya, pada tahun 1006 atau 1016 menyerang dan menyebabkan terbunuhnya raja Medang terakhir Dharmawangsa Teguh.

·         Penurunan
         Tahun 1017 dan 1025, Rajendra Chola I, raja dari dinasti Chola di Koromandel, India selatan, mengirim ekspedisi laut untuk menyerang Sriwijya, berdasarkan prasasti Tanjore bertarikh 1030, kerajaan Chola telah menaklukan daerah-daerah koloni Sriwijaya, sekaligus berhasil menawan raja Sriwijaya yang berkuasa waktu itu. Selama beberapa dekade berikutnya seluruh imperium Sriwijaya telah berada dalam pengaruh dinasti Chola. Meskipun demikian Rajendra Chola I tetap memberikan peluang kepada raja-raja yang ditaklukannya untuk tetap berkuasa selama tetap tunduk kepadanya. Hal ini dapat dikaitkan dengan adanya berita utusan San-fo-ts’i ke Cina tahun 1028.

          Antara tahun 1079 – 1088, kronik Tionghoa mencatat bahwa San-fo-ts’i masih mengirimkan utusan dari Jambi dan Palembang. Dalam berita Cina yang berjudul Sung Hui Yao disebutkan bahwa kerajaan San-fo-tsi pada tahun 1082 mengirimkan utusan pada masa Cina di bawah pemerintahan Kaisar Yuan Fong. Duta besar tersebut menyampaikan surat dari raja Kien-pi bawahan San-fo-tsi, yang merupakan surat dari putri raja yang diserahi urusan negara San-fo-tsi, serta menyerahkan pula 227 tahil perhiasan, rumbia, dan 13 potong pakaian. Kemudian juga mengirimankan utusan berikutnya di tahun 1088. Namun akibat invasi Rajendra Chola I, hegemoni Sriwijaya atas raja-raja bawahannya melemah, beberapa daerah taklukan melepaskan diri, sampai muncul Dharmasraya sebagai kekuatan baru yang kemudian menguasai kembali wilayah jajahan Sriwijaya mulai dari kawasan Semenanjung Malaya, Sumatera, sampai Jawa bagian barat.

           Berdasarkan sumber Tiongkok pada buku Chu-fan-chi yang ditulis pada tahun 1178, Chou-Ju-Kua menerangkan bahwa di kepulauan Asia Tenggara terdapat dua kerajaan yang sangat kuat dan kaya, yakni San-fo-ts’i dan Cho-po (Jawa). Di Jawa dia menemukan bahwa rakyatnya memeluk agama Budha dan Hindu, sedangkan rakyat San-fo-ts’i memeluk Budha, dan memiliki 15 daerah bawahan yang meliputi; Si-lan (Kamboja), Tan-ma-ling (Tambralingga, Ligor, selatan Thailand), Kia-lo-hi (Grahi, Chaiya sekarang, selatan Thailand), Ling-ya-si-kia (Langkasuka), Kilantan (Kelantan), Pong-fong (Pahang), Tong-ya-nong (Terengganu), Fo-lo-an (muara sungai Dungun daerah Terengganu sekarang), Ji-lo-t’ing (Cherating, pantai timur semenanjung malaya), Ts’ien-mai (Semawe, pantai timur semenanjung malaya), Pa-t’a (Sungai Paka, pantai timur Semenanjung Malaya), Lan-wu-li (Lamuri di Aceh), Pa-lin-fong (Palembang), Kien-pi (Jambi), dan Sin-t’o (Sunda).

         Namun demikian, istilah San-fo-tsi terutama pada tahun 1178 tidak lagi identik dengan Sriwijaya, melainkan telah identik dengan Dharmasraya, dari daftar 15 negeri bawahan San-fo-tsi tersebut merupakan daftar jajahan kerajaan Dharmasraya, walaupun sumber Tiongkok tetap menyebut San-fo-tsi sebagai kerajaan yang berada di kawasan laut Cina Selatan. Hal ini karena dalam Pararaton telah menyebutkan Malayu, disebutkan Kertanagara raja Singhasari mengirim sebuah ekspedisi Pamalayu atau Pamalayu, dan kemudian menghadiahkan Arca Amoghapasa kepada raja Melayu, Srimat Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa di Dharmasraya sebagaimana yang tertulis pada prasasti Padang Roco. Peristiwa ini kemudian dikaitkan dengan manuskrip yang terdapat pada prasasti Grahi. Begitu juga dalam Nagarakretagama, yang menguraikan tentang daerah jajahan Majapahit juga sudah tidak menyebutkan lagi nama Sriwijaya untuk kawasan yang sebelumnya merupakan kawasan Sriwijaya.

·         Struktur pemerintahan
         Pembentukan satu negara kesatuan dalam dimensi struktur otoritas politik Sriwijaya, dapat dilacak dari beberapa prasasti yang mengandung informasi penting tentang kadātuan, vanua, samaryyāda, mandala dan bhūmi.

          Kadātuan dapat bermakna kawasan dātu, (tnah rumah) tempat tinggal bini hāji, tempat disimpan mas dan hasil cukai (drawy) sebagai kawasan yang mesti dijaga. Kadātuan ini dikelilingi oleh vanua, yang dapat dianggap sebagai kawasan kota dari Sriwijaya yang didalamnya terdapat vihara untuk tempat beribadah bagi masyarakatnya. Kadātuan dan vanua ini merupakan satu kawasan inti bagi Sriwijaya itu sendiri. Menurut Casparis, samaryyāda merupakan kawasan yang berbatasan dengan vanua, yang terhubung dengan jalan khusus (samaryyāda-patha) yang dapat bermaksud kawasan pedalaman. Sedangkan mandala merupakan suatu kawasan otonom dari bhūmi yang berada dalam pengaruh kekuasaan kadātuan Sriwijaya.

         Penguasa Sriwijaya disebut dengan Dapunta Hyang atau Maharaja, dan dalam lingkaran raja terdapat secara berurutan yuvarāja (putra mahkota), pratiyuvarāja (putra mahkota kedua) dan rājakumāra (pewaris berikutnya). Prasasti Telaga Batu banyak menyebutkan berbagai jabatan dalam struktur pemerintahan kerajaan pada masa Sriwijaya.

·         Keruntuhan Sriwijaya
Kemunduran yang berakhirnya Kerajaan Sriwijaya dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya:
    Pada tahun 1017 dan 1025, Rajendra Chola I, soerang dari dinasti Cholda di Koromande, India Selatan. Dari dua serangan tersebut membuat luluh lantah armada perang Sriwijaya dan membuat perdagangan di wilayah Asia-tenggara jatuh pada Raja Chola. Namun Kerajaan Sriwijaya masih berdiri.
    Melemahnya kekuatan militer Sriwijaya, membuat beberapa daerah taklukannya melepaskan diri sampai muncul Dharmasraya dan Pagaruyung sebagai kekuatan baru yang kemudian menguasai kembali wilayah jajahan Sriwijaya mulai dari kawasan Semenanjung Malaya, Sumatera, sampai Jawa bagian barat.
    Melemahnya Sriwijaya juga diakibatkan oleh faktor ekonomi. Para pedagang yang melakukan aktivitas perdagangan di Kerajaan Sriwijaya semakin berkurang karena daerha-daerah strategis yang dulu merupakan daerah taklukan Sriwijaya jatuh ke tangan raja-raja sekitarnya.
    Munculnya kerajaan-kerajaan yang kuat seperti Dharmasraya yang sampai menguasai Sriwijaya seutuhnya serta Kerajaan Singhasari yang tercatat melakukan sebuah ekspedisi yang bernama ekspedisi Pamalayu.
Kerajaan Sriwijaya pun akhirnya runtuh di tangan Kerajaan Majapahit pada abad ke-13.

·         Warisan sejarah
         Meskipun Sriwijaya hanya menyisakan sedikit peninggalan arkeologi dan terlupakan dari ingatan masyarakat pendukungnya, penemuan kembali kemaharajaan bahari ini oleh Coedès pada tahun 1920-an telah membangkitkan kesadaran bahwa suatu bentuk persatuan politik raya, berupa kemaharajaan yang terdiri atas persekutuan kerajaan-kerajaan bahari, pernah bangkit, tumbuh, dan berjaya di masa lalu.
Di samping Majapahit, kaum nasionalis Indonesia juga mengagungkan Sriwijaya sebagai sumber kebanggaan dan bukti kejayaan masa lampau Indonesia. Kegemilangan Sriwijaya telah menjadi sumber kebanggaan nasional dan identitas daerah, khususnya bagi penduduk kota Palembang, provinsi Sumatera Selatan. Bagi penduduk Palembang, keluhuran Sriwijaya telah menjadi inspirasi seni budaya, seperti lagu dan tarian tradisional Gending Sriwijaya. Hal yang sama juga berlaku bagi masyarakat selatan Thailand yang menciptakan kembali tarian Sevichai (Sriwijaya) yang berdasarkan pada keanggunan seni budaya Sriwijaya.

          Di Indonesia, nama Sriwijaya telah digunakan dan diabadikan sebagai nama jalan di berbagai kota, dan nama ini telah melekat dengan kota Palembang dan Sumatera Selatan. Universitas Sriwijaya yang didirikan tahun 1960 di Palembang dinamakan berdasarkan kedatuan Sriwijaya. Demikian pula Kodam II Sriwijaya (unit komando militer), PT Pupuk Sriwijaya (Perusahaan Pupuk di Sumatera Selatan), Sriwijaya Post (Surat kabar harian di Palembang), Sriwijaya TV, Sriwijaya Air (maskapai penerbangan), Stadion Gelora Sriwijaya, dan Sriwijaya Football Club (Klab sepak bola Palembang), semua dinamakan demikian untuk menghormati, memuliakan, dan merayakan kegemilangan kemaharajaan Sriwijaya.
Source: http://www.indonesiaindonesia.com/f/4090-sriwijaya/

Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua  😃 :smiley:

Sabtu, 22 November 2014

PERBEDAAN WINDOWS 7 DENGAN WINDOWS 8 | WINDOWS 7 VS WINDOWS 8 |

8 PERBEDAAN WINDOWS 7 DENGAN WINDOWS 8

1. Fitur Layar Sentuh

Perbedaan yang paling mendasar dari Windows 8 dengan Windows 7 adalah adanya fitur layar sentuh. Sebenarnya di Windows 7 sudah ada fitur ini, hanya saja kurang maksimal. Untuk itu, Windows 8 diciptakan sebagai penyempurna layar sentuh Windows 7. Bagi yang tidak memiliki PC dengan fitur layar sentuh, Anda tak perlu khawatir. Sebab, fitur ini bisa dioperasikan pada pada PC biasa dengan bantuan trackpad dari Microsoft untuk bisa mendeteksi sentuhan dari penggunanya.

2. Layar atau Tombol Start

Tidak seperti Windows 7, tombol Start pada Windows 8 tersembunyi. Tombol ini berfungsi mirip dengan layar Home pada Windows Phone dan hanya muncul jika Anda mengarahkan panah mouse atau tetikus ke arah pojok kiri bawah.

3. Fitur Multi Monitor Lebih Baik

Beberapa dari kita ada yang menggunakan lebih dari satu monitor untuk satu PC. Namun, hal ini membutuhkan manajemen desktop yang baik. Kini Anda bisa membuka layar Start pada salah satu monitor dan layar desktop pada monitor yang lainnya. Anda bahkan juga bisa memiliki background yang berbeda antara satu monitor dengan monitor lainnya.

4. Fitur Charms

Windows 8 memiliki fitur Charms yang belum dipasang di Windows 7. Dengan fitur ini, Anda bisa mengakses menu Search, Share, Device, serta Settings hanya dengan mengarahkan mouse ke arah sebelah kanan layar.

5. Search dan Social Windows 8

Selain fitur Charms, menu Search juga bisa dilakukan di menu Start seperti pada Windows 7. Di Windows 8, Anda dapat dengan mudah dan cepat mengakses jejaring sosial, karena adanya aplikasi Facebook, Twitter, dan Linkedln yang sudah otomatis terdapat di tampilan. Bahkan, Anda bisa menerima langsung notifikasi dari jejaring sosial tersebut.

6. Windows 8 Miliki Device ARM

Jika sebelumnya Windows hanya mendukung PC dengan prosesor AMD atau Intel yang x86-based, kini Windows 8 juga bisa digunakan pada beberapa device yang menggunakan ARM. Hal ini dilakukan untuk bisa bersaing dengan iPad dan tablet Android. Namun, hanya Windows 8 jenis RT (Run Time) saja yang memiliki device ARM ini.

7. Windows Store

Windows Store adalah bagian utama dari Windows 8 yang menyediakan berbagai macam aplikasi, baik yang gratis maupun yang berbayar. Anda bisa membuka menu Store ini melalui Charms seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Jika aplikasinya sudah mesti di-update, Anda dapat dengan mudah mengunduhnya, semudah memperbaharui aplikasi pada iOS atau Android.

8. Fitur Cloud Windows 8

Kini, ada fitur Cloud di Windows 8. Dengan fitur ini, Anda bisa mensinkronisasi data Anda ke aplikasi Skydrive. Selain itu, Anda juga bisa menyimpan data Anda dari atau ke Skydrive.

Itulah 8 perbedaan windows 7 dengan windows 8. Semoga bermanfaat !! :)

Jumat, 21 November 2014

MATA UANG NEGARA MAJU DAN BERKEMBANG | 5 CONTOH NEGARA MAJU DAN BERKEMBANG BESERTA SIMBOL | MATA UANG NEGARA MAJU DAN BERKEMBANG |

TUGAS IPS / PKn SMP Mencari dan mengumpulkan tugas yang diberikan oleh guru mata pelajaran IPS untuk memenuhi tugas mencari Mata Uang Negara Maju Dan Berkembang.

Dibawah ini contoh dimana saya sudah membuat 5 Jenis Uang Negara Maju dan 5 Jenis Uang Negara Berkembang, beserta Simbol dan Gambarnya.

Semoga bermanfaat untuk kita semua .. Amin 😊 😃

Jumat, 14 November 2014

MAKALAH ETOS KERJA | ETOS KERJA | PENGERTIAN ETOS KERJA |


MAKALH - ETOS KERJA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Etos kerja dalam arti luas menyangkut akan akhlak dalam pekerjaan. Untuk bisa menimbang bagaimana akhlak seseorang dalam bekerja sangat tergantung dari cara melihat arti kerja dalam kehidupan, cara bekerja dan hakikat bekerja. Dalam Islam, iman banyak dikaitkan dengan amal. Dengan kata lain, kerja yang merupakan bagian dari amal tak lepas dari kaitan iman seseorang.
Idealnya, semakin tinggi iman itu maka semangat kerjanya juga tidak rendah. Ungkapan iman sendiri berkaitan tidak hanya dengan hal-hal spiritual tetapi juga program aksi.
Islam adalah agama yang Universal, yang tidak hanya membahas pemasalahan ibadah yang berhubungan dengan akherat, tetapi Islam juga mencakup segela aspek kehidupan manusia yang ada kaitannya dengan duniawi, yang salah satunya adalah mencari penghidupan. Sungguh Islam sangat membenci pengangguran dan sangat menganjurkan untuk mencari penghidupan. Bagaimana seorang muslim dapat berinfak apabila tidak memiliki harta, bagaimana akan bisa menghidupi keluarga apabila tidak memiliki penghasilan.

B. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui secara detail apa itu Etos kerja.
2. Untuk mengetahui pentingnya Etos Kerja dalam kehidupan sehari-hari.
3. Memahami ayat-ayat Al-Quran tentang Etos Kerja
4. Memahami hubungan Etos kerja dengan Kehidupan Agama.


C. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari Etos Kerja?
2. Surat apasaja yang menjelaskan Etos Kerja?
3. Apa Hubungan Etos Kerja dengan Agama

D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup makalah ini adalah hanya sebatas Materi Etos Kerja



BAB II
PEMBAHASAN


A. Friman Allah Dalam Etos Kerja
Al-Qur’an dan al-Hadits merupakan sumber pokok ajaran Islam dan sebagai petunjuk ke jalan yang benar bagi umatnya untuk mencapai tujuan utamanya yaitu kebahagiaan di dunia dan akhirat. Dari kedua sumber pokok tersebut umat Islam mendapatkan petunjuk dan arahan tentang berbagai hal, termasuk masalah yang berhubungan dengan pendidikan. Allah Swt dalam firmanNya melalui al-Qur’an memerintahkan umat Islam untuk selalu meningkatkan kualitas diri dan keilmuannya. Allah Swt juga berfirman tentang keutamaan orang yang berilmu dibandingkan orang yang tidak berilmu. Beberapa ayat al-Qur’an menyebutkan hal ini, misalnya
Surat Thoha 114:
http://c00022506.cdn1.cloudfiles.rackspacecloud.com/20_114.png
Artinya: “ Maka Maha Tinggi Allah raja yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al qur’an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu, dan Katakanlah: “Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan.”
Surat Az-Zumar ayat 9
http://c00022506.cdn1.cloudfiles.rackspacecloud.com/39_9.png
Artinya: (apakah kamu Hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.
Mujadalah 11
http://c00022506.cdn1.cloudfiles.rackspacecloud.com/58_11.png
Artinya: “ Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Dari beberapa ayat tersebut, kita bisa memahami bahwa orang yang berilmu punya posisi yang berbeda dengan orang yang tidak berilmu. Ayat-ayat tersebut juga merupakan pendorong bagi umat Islam untuk selalu berusaha meningkatkan kualitas keilmuannya. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas keilmuan adalah melalui pendidikan. Pendidikan yang baik dan berkualitas akan membawa kebaikan pada bidang yang lain. Dengan pendidikan yang baik dan tingkat keilmuan yang cukup, akan mengarahkan seseorang untuk cakap, kreatif, mandiri dan bertanggung jawab, terutama pada dirinya sendiri.
Dengan pendidikan yang baik, diharapkan umat Islam bisa meningkatkan dan mengembangkan potensi yang diberikan oleh Allah kepada kita dengan optimal. Makalah ini akan membahas tentang etos kerja dan peningkatan kualitas diri melalui pendidikan.

B. Pengertian Etos Kerja
Yang dimaksud etos kerja adalah nilai yang melandasi norma-norma tentang kerja. Etos berarti watak dasar suatu masyarakat, sedangkan perwujudan luarnya adalah struktur dan norma sosial. Dalam masyarakat yang memiliki penghargaan tinggi terhadap kerja, orang yang menganggur biasanya mempunyai status sosial rendah atau dianggap rendah. Dalam masyarakat seperti ini, semangat dan produktivitas kerja warga masyarakat biasanya tinggi, misalnya yang tampak pada masyarakat Jepang.

C. Tinjauan Tentang Teori Kependidikan
3.1. Teori Kependidikan secara umum
Dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Dalam perkembangannya, istilah pendidikan atau paedagogie berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa pada orang lain agar ia menjadi dewasa. Pendidikan juga diartikan sebagai usaha yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.
Sampai saat ini pengertian pendidikan selalu mengalami perkembangan meskipun secara esensial tidak jauh berbeda. Berikut ini akan dikemukakan beberapa pengertian pendidikan yang diberikan oleh para ahli, di antaranya yaitu:

a. Langeveld
Pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak tertuju kepada kedewasaan anak. Pengaruh ini datangnya dari orang dewasa (atau yang diciptakan oleh orang dewasa seperti sekolah, buku, putaran hidup sehari-hari, dan sebagainya) dan ditujukan kepada orang yang belum dewasa.

b. Ki Hajar Dewantara
Pendidikan yaitu tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Maksudnya; pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.

c. Menurut UU Nomor 2 tahun 1989
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya dimasa yang akan datang.
Meskipun secara redaksional pendapat-pendapat tersebut berbeda, namun secara esensial terdapat kesatuan unsur atau faktor, yaitu bahwa pengertian pendidikan tersebut menunjukkan suatu proses bimbingan, tuntunan, atau pimpinan yang didalamnya mengandung unsur seperti pendidik, anak didik, tujuan dan sebagainya.
Dari beberapa teori tentang pendidikan tersebut di atas, bisa diambil kesimpulan bahwa pendidikan mempunyai beberapa tujuan, antara lain:
a. mengarahkan anak menjadi manusia dewasa (Langeveld, terj. 1971)
b. tercapainya keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya (Dewantara)
c. menyiapkan peserta didik agar mampu berperan di masa yang akan dating (UU)

3.2. Etos kerja dalam Islam dan teori Kependidikan
Dalam al-Qur’an dan al-hadits, konsep etos kerja dalam Islam mempunyai tiga komponen penting yaitu ta’lim, tarbiyah, dan ta’dib.
Secara terminologi beberapa ahli pernah mengajukan rumusan tentang konsep pendidikan Islam. Dalam buku Crisis in Muslim Education, Syed Sajjad Husein dan Syed Ali As-Raff menjelaskan bahwa pendidikan Islam adalah pendidikan yang melatih perasaan murid-murid dengan begitu rupa, sehingga dalam sikap hidup, tindakan, keputusan dan pendekatan mereka terhadap segala jenis pengetahuan sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai spiritual dan sadar akan nilai etis Islam.
Akan tetapi mayoritas para ahli dan pemikir pendidikan lebih setuju mengembangkan konsep pendidikan Islam dari istilah tarbiyah dibanding ta’lim dan ta’dib dengan argumen bahwa cakupan istilah tarbiyah lebih luas, bahkan ta’lim dan ta’dib implisit didalamnya.
Berikut ini adalah penjelasan tentang tiga komponen tersebut:

a. Ta’lim
Istilah ta’lim adalah kata dasar (masdar) dari kata kerja ‘allama yang berarti mengajar atau mendidik. Penggunaan istilah ta’lim tersebut untuk menyatakan pendidikan dalam Islam. Hal ini didasarkan pada penggunaan kata kerja ‘allama dalam beberapa surat dalam al-Qur’an, antara lain dalam surat al-Alaq ayat 1-5, surat ar-Rahman ayat 13,
surat al-Baqarah ayat 31.
Artinya :1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,
2. Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,
4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam[1589],
5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Tinjauan historis menunjukkan bahwa istilah mu’allim berarti orang yang melaksanakan kerja ta’lim, yaitu sebagai pendidik, pengajar, atau guru telah dikenal sejak awal pertumbuhan dan perkembangan pendidikan.
Istilah ta’lim memberi pengertian sebagai proses memberi pengetahuan, pemahaman, dan tanggung jawab dan pemahaman amanah sehingga terjadi pembersihan diri (tazkiyah) dari segala kotoran dan menjadikan dirinya dalam kondisi siap untuk menerima hikmah serta mempelajari segala sesuatu yang belum diketahui dan berguna baginya.

b. Tarbiyah
Istilah tarbiyah merupakan bentuk dasar dari kata kerja rabba yang berasal dari kata rabba – yarbuu dengan pengertian dasar “tumbuh dan berkembang”. Istilah ini baru diperkenalkan sejak timbulnya usaha-usaha pembaharuan atau modernisasi pendidikan Islam pada awal abad 20. Penggunaan kata tarbiyah untuk pendidikan Islam atas dasar pemikiran bahwa kata tersebut mempunyai pengertian yang sama dengan kata rabb yang merupakan salah satu dari nama Allah yang utama. Penggunaan istilah ini didasarkan pada beberapa ayat al-Qur’an, misalnya
surat al-Isra’ ayat 24;
http://c00022506.cdn1.cloudfiles.rackspacecloud.com/17_24.png
Artinya: “Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”.
Kata rabba dalam ayat tersebut mengandung pengertian pendidikan (dalam arti pemeliharaan, pengasuhan dan bimbingan) dari orang tua kepada anak.

c. Ta’dib
Ta’dib merupakan bentuk masdar dari kata kerja addaba yang berarti mendidik, melatih, memperbaiki juga memberikan tindakan. Tetapi para ahli yang kurang menyukai penggunaan istilah ta’dib mengatakan bahwa kata adab tidak memiliki makna konsisten. Ia bisa bermakna sangat luas, menyangkut ilmu dan kebudayaan seperti pada masa awal Islam, juga bisa bermakna sangat sempit yang hanya terbatas pada syair dan seluk beluknya pada masa bani Abbassiyah.
Dari paparan tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa etos kerja dalam Islam pendidikan mempunyai berbagai pengertian, yaitu:
a. proses memberi pengetahuan, pemahaman, dan tanggung jawab untuk mempelajari segala sesuatu yang berguna dan belum diketahui.
b. pemeliharaan, pengasuhan dan bimbingan dari orang tua kepada anak.
c. mendidik, melatih, memperbaiki juga memberikan tindakan.

D. Etos Kerja Dan Pendidikan
Pada bagian awal tulisan ini, telah disampaikan pengertian tentang etos kerja dan beberapa teori kependidikan. Telah kita ketahui bahwa semangat dan produktivitas kerja warga masyarakat dipengaruhi oleh etos kerjanya. Etos kerja yang tinggi akan menghasilkan semangat dan produktivitas yang tinggi. Nabi Muhammad Saw dalam beberapa haditsnya selalu menyampaikan agar umatnya senantiasa bekerja keras dan semangat dalam menambah berbagai ilmu pengetahuan dan ketrampilan.

Dari berbagai hadits yang telah yang ada, diketahui bahwa Nabi Muhammad Saw menganjurkan umatnya untuk:
a) bekerja untuk mencukupi kebutuhan hidup.
b) mencari ilmu/belajar untuk meningkatkan kualitas diri, karena orang berilmu lebih utama daripada orang yang tidak berilmu.
c) Mengajarkan ketrampilan pada anak-anak.

Berikut ini akan diuraikan masing-masing dari hal tersebut:

a. Bekerja untuk mencukupi kebutuhan hidup.
Untuk mencukupi kebutuhan hidup, tentu seseorang harus bekerja. Jenis pekerjaan yang dilakukan biasanya dipengaruhi oleh pendidikan yang dimiliki. Untuk itu setiap orang harus berupaya untuk mendapatkan pendidikan yang baik dan sesuai dengan minat dan bakatnya. Apabila itu sudah diperoleh, langkah berikutnya adalah melaksanakan pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya dengan sungguh-sungguh dan bersemangat. Dengan etos kerja yang tinggi, didasari oleh pendidikan dan ketrampilan yang cukup serta kesungguhan dalam bekerja, kemungkinan besar orang akan mampu mencukupi kebutuhan hidupnya. Namun perlu pula diingat bahwa dalam bekerja ada norma-norma agama yang harus diikuti, antara lain halal dan thayib; seperti yang firman Allah Swt dalam surat al-Maidah ayat 88,
http://c00022506.cdn1.cloudfiles.rackspacecloud.com/5_88.png
Artinya: ” Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah Telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.
Karena kita diperintahkan untuk makan makanan yang halal dan thayib dari segala sesuatu yang Allah karuniakan kepada kita, maka dalam mencari dan mendapatkan rizki Allah juga harus dengan cara yang halal dan thayib.

b. Mencari ilmu/belajar untuk meningkatkan kualitas diri.
Untuk meningkatkan kualitas diri salah satu caranya adalah dengan belajar atau menuntut ilmu, yang itu bisa diperoleh melalui pendidikan. Keberhasilan seseorang dalam belajar dipengaruhi antara lain oleh motivasi/dorongan untuk belajar yang kuat. Motivasi adalah suatu keadaan yang kompleks dan kesiapsediaan dalam diri individu untuk bergerak ke arah tujuan tertentu, baik disadari atau tidak disadari. Sukmadinata (2004) menyebutkan, ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh guru untuk meningkatkan motivasi belajar muridnya, antara lain yaitu:
• Menjelaskan manfaat dan tujuan dari pelajaran yang diberikan. Motivasi belajar murid akan tumbuh bila ia betul-betul mengerti dan merasakan bahwa apa yang dia pelajari jelas manfaat dan tujuannya.
• Memilih materi atau bahan pelajaran yang dibutuhkan murid, serta cara penyajiannya yang bervariasi. Hal ini akan menarik minat murid, dan minat merupakan salah satu bentuk motivasi.
• Memberikan kesempatan pada murid untuk sukses. Tugas, latihan, pertanyaan, dan sebagainya hendaklah yang kira-kira bisa dikerjakan oleh semua murid. Kesuksesan yang dicapai oleh murid akan mampu membangkitkan motivasi murid untuk terus meningkatkan kemampuannya.
• Memberikan penghargaan, pujian dan ganjaran untuk keberhasilan murid. Hal ini akan membuat murid senang dan bangga akan prestasinya. Rasa senang akan memotivasi murid untuk terus belajar.
c. Mengajarkan ketrampilan pada anak-anak.
Ketrampilan sangat berguna bagi semua orang. Memiliki ketrampilan tertentu akan membantu seseorang dalam kehidupannya. Untuk memperoleh ketrampilan yang diinginkan, guru hendaknya memberikan kesempatan yang luas pada muridnya untuk mempraktikkan ketrampilan yang sedang dipelajari. Pendidikan hendaknya tidak memisahkan antara teori dan praktik, karena akan menjadikannya tidak efektif. Belajar dengan menggunakan lebih dari satu indra akan lebih mudah diingat dan difahami oleh murid. Hal ini sebagaimana slogan sepatu Nike yang menyatakan : “Praktekkan saja! Anda belajar berbicara dengan berbicara. Anda belajar berjalan dengan berjalan. Anda belajar bermain golf dengan bermain golf. Anda belajar mengetik dengan mengetik. Anda belajar paling baik dengan mempraktikkannya”.
E. Peraturan-Peraturan ALLAH tentang etos kerja umat islam.
1. ALLAH memberikan janji kepada manusia yang beriman,”Siapa2 yang bekerja untuk ALLAH dengan baik, rajin, kerja sungguh2 dan ikhlas,maka ALLAH akan memudahkan jalannya untuk sukses. Inilah janji ALLAH;
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQeBuW3XNFECo10yYHsJCMGaabyg_MHnwdfvL41ARN733aAqKd7kzFiNqm9f5h-5gaTq1AB7q6GvR1EItcHrt6IMFGkeV-gBIK0fRHndEjFObd7ArqMFW86sYRBnF98j-g2_pawZwoNf6g/s1600/Surat+At-Thalaq+2-3.png
"... Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar..(memudahkan jalannya untuk sukses)"Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. (QS.65:2-3)
Bertaqwa artinya orang-orang beriman yang mematuhi atau mengikuti semua peraturan-pertuaran ALLAH dengan baik, sempurna, khafah, tidak setengah setengah, ikhlas dan juga menjauhi semua larangan-larangan yang di beritahu oleh ALLAH maka ALLAH akan mencintainya dan mempercayainya untuk mengatur (memenagement) kekayaan ALLAH yang ada di bumi ini.
Sebagai hadiah dari ALLAH kepada orang2 yang sungguh2 bekerja dijalan ALLAH dan telah bekerja keras dan jujur mengikuti perintah2 ALLAH maka ALLAH memberikan hadiah-hadiah atau rezeki yang banyak dari sumber-sumber yang tidak diketahui atau tidak disangka sangka. Artinya rezekinya datang dari bermacam macam cabang usaha atau bermacam macam fabrik yang telah di rintisnya untuk mengolah bahan2 baku menjadi barang-barang yang bermanfaat.
2. Ciri-ciri orang yang rajin bekerja untuk ALLAH itu,bukanlah banyak berzikir dan berdoa berjam jam kepada ALLAH, tapi pandai menggunakan waktu sebaik baiknya, professional. Ada waktu untuk shalat, berdoa, dan ada waktu untuk bekerja.
3. Umat islam tidak disuruh berlama lama berdoa di mesdjid atau di rumah, tapi disuruh untuk bekerja memakmurkan bumi ALLAH atau mensejahterkan keluarga atau masarakat. Dalam bekerja selalu ingat kepada peraturan2 ALLAH ,tidak boleh melanggar peraturan-peraturan ALLAH.
Kalau terniat untuk melanggar perintah-perintah ALLAH maka akibatnya adalah rezekinya tidak berakah dan bisa kembali bangkrut atau merugi.
Inilah etos kerja umat islam yang sesungguhnya. Umat islam tidak boleh cepat merasa puas, ALLAH memerintahkan kalau kamu sudah selesai satu pekerjaan,maka kerjakan lagi yang lain..Tidak boleh berhenti dan bersantai santai,karena waktu dari ALLAH sangat terbatas, 24 jam perhari. Sebahagian digunakan untuk tidur, sedangkan pekerjaan masih banyak yang harus dilakukan.


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Etos kerja sangat berpengaruh pada keberhasilan seseorang. Demikian juga kesuksesan dalam pendidikan. Dengan etos kerja yang tinggi diharapkan seseorang menjadi cakap, kreatif, mandiri dan bertanggung jawab, terutama pada dirinya sendiri.
2. Nabi Muhammad Saw menganjurkan umatnya agar bekerja dan berkarya dengan kemampuan sendiri untuk mencukupi kebutuhan hidup, mencari ilmu/belajar untuk meningkatkan kualitas diri, dan mengajarkan ketrampilan pada anak-anak.
3. Untuk melaksanakan anjuran Nabi tersebut ada beberapa hal yang bisa dilakukan, yaitu:
a. dalam bekerja dan berkarya, selain diperlukan pendidikan yang cukup dan semangat yang tinggi, juga harus dengan cara yang halal dan thayib, sesuai dengan ajaran Islam.
b. selalu menumbuhkan motivasi dan semangat untuk meningkatkan keilmuan dengan berbagai cara
c. untuk mempelajari ketrampilan, akan lebih berhasil bila kesempatan untuk mempraktikkannya diberikan dengan luas.


:zap: :sunny: