Rabu, 20 Januari 2016

MAKALAH - TAULADAN LUKMANUL HAKIM



MAKALAH - TAULADAN LUKMANUL HAKIM 


KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada tuhan yang maha Esa, karena atas berkat dan limpahan rahmatnyalah saya dapat menyelesaikan sebuah Makalah dengan tepat waktu.
Berikut ini kami mempersembahkan sebuah makalah dengan judul “Meneladani LUKMANUL KARIM sebagai tokoh teladan”, yang menurut saya dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk dipelajari.
Melalui kata pengantar ini saya lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman bila mana isi keliping ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat kurang tepat atau menyinggu perasaan pembaca.
Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.




Serang, 20 Januari 2016


                                                                                                Penulis











BAB
PENDAHULUAN

1.      Latar belakang

Dikisiahkan dalam sebuah riwayat, bahwa pada suatu hari Luqman al-Hakim telah memasuki pasar dengan menaiki seekor himar (keledai), sedangkan anaknya mengikutinya dari belakang. Melihat tingkah laku Luqman itu, orang-orang berkata, "Lihat itu orang tua yang tidak bertimbang rasa, sedangkan anaknya dibiarkan berjalan kaki." Setelah mendengarkan desas-desus dari orang-orang tersebut maka Luqman pun turun dari himarnya itu lalu diletakkan anaknya di atas himar itu. Melihat keduanya, maka orang di pasar itu berkata pula, "Lihat orang tuanya berjalan kaki sedangkan anaknya sedap menaiki himar itu, sungguh kurang ajar anak itu."
Setelah mendengar kata-kata itu, Luqman pun naik ke punggung himar itu bersama anaknya. Kemudian orang-orang berkata lagi, "Lihat itu dua orang menaiki seekor himar, mereka sungguh menyiksakan himar itu." Karena ia tidak suka mendengar percakapan orang, Luqman dan anaknya turun dari himar itu, kemudian terdengar lagi orang berkata, "Dua orang berjalan kaki, dan himar itu tidak dikendarai." Dalam perjalanan pulang, Luqman al-Hakim menasihati anaknya mengenai sikap manusia dan ucapan-ucapan mereka. Ia berkata, "Sesungguhnya tidak ada seseorang pun yang lepas dari ucapannya. Maka orang yang berakal tidak akan mengambil pertimbangan kecuali kepada Allah saja. Siapa pun yang mengenal kebenaran, itulah yang menjadi pertimbangannya."
Kemudian Luqman al-Hakim berpesan kepada anaknya, "Wahai anakku, tuntutlah rezeki yang halal agar kamu tidak menjadi fakir. Sesungguhnya tidak ada satu pun orang fakir itu kecuali mereka mengalami tiga perkara, yaitu tipis keimanan terhadap agamanya, lemah akalnya (mudah tertipu), dan hilang kepribadiannya. Lebih celaka lagi, orang-orang yang suka merendahkan orang lain dan menganggap ringan urusan orang lain."
B. Tujuan Pendidikan Anak Menurut Lukman Al-Hakim
Dari beberapa tinjauan munasah (keterkaintan) dalam surat luqman ayat 12-19 dapat dipahami bahwa tujuan pendidikan luqman pada mulanya adalah membentuk manusia yang mentauhidkan Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan apupun juga. Ketauhidan kepada Allah selanjutnya memiliki beberapa konsekuensi sebagaimana yang dikemukakan ole K.H Hasyim Asy’ari sebagai berikut :
Ketauhidan mewajibkan adanya keimanan, maka barang siapa yang tidak mempunyai keimanan berarti ia tidak mempunyai ketauhidan. Keimana mewajibkan pelaksanaan syari’at, maka barang siapa yang tidak melaksanakan syari’at, berarti dia tidak mempunyai keimanan. Pelaksanaan syari’at mewajibkan adanya adab (akhlaq) maka barang siapa tidak mempunyai akhlaq, berarti dia tidak mempunyai syari’at, keimanan dan ketauhidan dalam dirinya .

Berdasarkan keterangan tersebut bahwa tujuan pendidikan menurut luqman adalah membentuk manusia yang beriman, islam dan berakhlaq, karena ketiga-tiganya merupakan satu-kesatuan yang terpadu dan tidak dapat dipisahkan antara yang saTu dengan yang lainnya.



BAB
PEMBAHASAN

A.    Meneladani Lukmanul Hakim

Dari Ibnu Abbas ra berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda : Luqman bukanlah  seorang Nabi,  tapi beliau adalah  seorang hamba yang banyak berfikir  secara bersih dan penuh keyakinan  sehingga  ia mencintai Allah dan Allah pun mencintainya, maka dilimpahkan kepadanya Al-Hikmah. (H.R. Al-Qurthuby)
Luqmanul al-Hakim, selain dikenal sebagai seorang yang memiliki jiwa mulia, ia juga terkenal dengan ucapan-ucapan hikmahnya. Beberapa diantaranya adalah yang dikutip dalam al-Qur’an. Luqman al-Hakim (Ahli Hikmah) adalah orang yang disebut dalam Al-Qur’an surah Luqman [32]:12-19 yang terkenal karena nasihat-nasihatnya kepada anaknya. Ibnu Katsir berpendapat bahwa nama panjang Luqman ialah Luqman bin Unaqa’ bin Sadun. Sedangkan asal-usul Luqman, sebagian ulama berbeda pendapat. Ibnu Abbas menyatakan bahwa Luqman adalah seorang tukang kayu dari Habsyi. Riwayat lain menyebutkan ia bertubuh pendek dan berhidung mancung dari Nubah, dan ada yang berpendapat di berasal dari Sudan. Dan ada pula yang berpendapat Luqman adalah seorang hakim di zaman nabi Dawud.
Lukman Al-hakim adalah satu-satunya manusia yang bukan nabi, bukan pula Rasul, namun kisah hidupnya diabadikan dalam Al-quran karena penuh hikmah. Allah menjadikan Luqman Al-Hakim sebagai sosok orang tua panutan dan mencantumkan kisahnya dalam Al-Qur’an. bahkan Allah mengabadikan namanya menjadi sebuah nama surat dalam Al-Qur’an yaitu surat Luqman (surat ke 31).
Dan diantara kisah-kisah tentang Luqman Al-Hakim, secara khusus Allah mencantumkan nasehat Luqman kepada anaknya , yaitu :
–       Nasihat Pertama yang Luqman berikan kepada anaknya adalah tentang tauhid. yaitu mengesakan Allah dengan ibadah dan cinta, bahwa hanya Allah satu-satunya yang berhak diibadahi dan satu-satunya yang dicintai, sedangkan cinta kepada yang lainnya hanyalah praktek dari perintah Allah untuk mencintai yang lainnya dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun.
–       Nasihat kedua Berbuat baiklah kepada kedua orang tua
–       Nasihat ketiga, Luqman membekali anaknya dengan didikan iman dan adab. Pada ayat 16 dan 17, Luqman menasehati anaknya tentang bagaimana ketika hendak melakukan sebuah perbuatan haruslah ingat bahwa setiap perbuatan baik atau buruk pasti akan dibalas oleh Allah. Kemudian Luqman memerintahkan anaknya untuk beribadah dalam bentuk sholat, memerintahkan yang baik dan melarang yang buruk, dan sabar atas apa-apa yang menimpa. Inilah pendidikan iman yang Luqman tanamkan kepada anaknya.
–       Dan Nasihat ke empat di ayat 18-19, Luqman menasehati anaknya agar tidak sombong yaitu dengan merendahkan atau menganggap remeh orang lain, dan mengajarinya bagaimana cara berjalan yang baik dan bertutur kata yang santun. Ini adalah pendidikan adab yang Luqman ajarkan kepada anaknya.
Sudahkah kita membekali anak-anak kita sebagaimana yang Luqman bekalkan kepada anaknya? apakah kita lebih takut jika anak kita nantinya tidak bisa makan dari pada takut jika anak kita akan mensekutukan Allah? dan sudahkah kita tanamkan pada diri anak-anak kita untuk selalu bersikap baik dan santun kepada siapa saja? Baik buruknya mereka adalah hasil bagaimana cara kita mendidik dan mengarahkan mereka, bukan hasil dari sekolah atau yang Lainnya. karena mereka adalah tanggung jawab kita sebagai orang tua. Mari belajar dari sosok Lukman Al-Hakim, Belajar menjadi sosok orang tua bijak yang penuh hikmah.
Luqmanul Hakim menurut riwayat yang lebih kuat, bukan seorang nabi. Ia seorang manusia shaleh semata. Bahkan dalam banyak riwayat shahih dikatakan, ia seorang budak belian, berkulit hitam, berparas pas-pasan, hidung pesek, kulit hitam legam. Namun demikian, namanya diabadikan oleh Allah menjadi nama salah satu surat dalam al-Qur’an, surat Luqman. Penyebutan ini tentu bukan tanpa maksud. Luqman diabadikan namanya oleh Allah, karena memang orang shaleh yang patut diteladani. Bahwa Allah tidak menilai seseorang dari gagah tidaknya, juga tidak dari statusnya, jabatannya, warna kulitnya dan lainnya. Akan tetapi Allah menilai dari ketakwaaan dan kesalehannnya.
Luqman merupakan sosok budak hina, hitam, akan tetapi Allah abadikan karena ketakwaan dan kesalehannya. Setidaknya, ada dua manusia yang bukan nabi, tapi namanya diabadikan dalam al Qur’an menjadi nama surat. Keduanya itu adalah Luqman dan Maryam. Lalu siapa sebenarnya Luqman ini? tidak satu pun sejarawan yang menyebutkan bahwa Luqman berdarah Arab. Sebagian sejarawan menyebut Luqman berdarah Ibrani, sebagian lain menyebut berdarah Habasyi, dan yang lainnya menyebut berdarah Nubi, salah satu suku di Mesir yang berkulit hitam (aswan sekarang).
Dalam Tarikh nya, Ibnu Ishak menuturkan, bahwa Luqman bernama Luqman bin Bau’raa bin Nahur bin Tareh, dan Tareh bin Nahur merupakan nama dari Azar, ayah Nabi Ibrahim as.
Wahab bin Munabbih mengatakan bahwa Luqman adalah putra dari saudari kandung Nabi Ayyub as. Muqatil menuturkan, Luqman adalah putra dari bibinya Nabi Ayyub as. Imam Zamakhsyari menguatkan dengan mengatakan: Dia adalah Luqman bin Bau’raa putra saudari perempuan Nabi Ayyub atau putra bibinya.
Riwayat lain mengatakan, Luqman adalah cicit Azar, ayahnya Nabi Ibrahim as. Luqman hidup selama 1000 tahun, ia sezaman bahkan gurunya Nabi Daud. Sebelum Nabi Daud diangkat menjadi Nabi, Luqman sudah menjadi mufti saat itu, tempat konsultasi dan bertanya Nabi Daud as.
Luqmanul Hakim dalam sebuah riwayat dikatakan seorang yang bermuka biasa, tidak ganteng. Qatadah pernah menuturkan dari Abdullah bin Zubair bahwasannya ia pernah bertanya kepada Jabir bin Abdullah tentang Luqman. Jabir menjawab: “Dia berbadan pendek dan berhidung pesek, orang Nubi, Mesir”.
Seorang lalki-laki berkulit hitam datang mengadu kepada Said bin al-Musayyib. Sa’id kemudian berkata: “Janganlah bersedih lantaran kulit kamu hitam, karena di antara manusia pilihan itu, ada tiga orang semuanya berkulit hitam: Bilal, Mihja’ budak Umar bin Khatab dan Luqmanul Hakim”.
Lalu apa pekerjaan Luqman?
Para ahli sejarah berbeda pendapat tentang profesinya. Sebagian mengatakan, profesinya adalah tukang jahit. Sebagian lainnya mengatakan, tukang kayu, yang lainnya menuturkan tukang kayu bakar, dan terakhir mengatakan sebagai penggembala.
Luqmanul Hakim (Luqman yang sangat bijak). Dalam sejarahnya Luqman menikah dan dikaruniai banyak anak, akan tetapi semuanya meninggal dunia ketika masih kecil, tidak ada yang sampai dewasa, namun Luqman tidak menangis, karena hidupnya yang sudah yakin dengan Allah.
Wasiat-wasiat Luqman lainnya: Selain dalam ayat al-Qur’an, Luqman juga mempunyai banyak wasiat. Wahab bin Munabbih pernah menuturkan: “Saya membaca hikmah Luqman yang jumlahnya lebih dari 10 ribu bab”. wasiat-wasiat Luqman lainnya yang tidak tercantum dalam al-Qur’an, akan tetapi sangat luar biasa kandungannya. Dalam bukunya Min Washaya al-Qur’an al-Karim (1/31-33), Muhammad al-Anwar Ahmad Baltagi, mengutip sebuah riwayat dari Malik bin Anas bahwasanya Luqman pernah menasehati putranya di bawah ini:
Jelaslah bahwa Luqman adalah seorang ahli hikmah, kata-katanya merupakan pelajaran  dan  nasehat,  diamnya  adalah  berpikir,  dan  isyarat-isyaratnya merupakan peringatan. Dia bukan seorang Nabi melainkan seorang yang bijaksana, yang Allah telah memberikan kebijaksanaan di dalam lisan dan hatinya, dimana ia berbicara dan mengajarkan kebijaksanaan  itu kepada manusia. Banyak  sekali  perkataan  Luqman  yang  dimuat  sumber-sumber  lain  yang sangat berpengaruh, perkataannya itu antara lain :
–       Jika  kamu  sedang  shalat,  maka  jagalah  hatimu,  jika  kamu  sedang  makan, maka  jagalah  tenggorokanmu,  jika kamu di  rumah orang  lain, maka  jagalah pandanganmu,  dan  jika  kamu  berada  diantara  manusia,  maka  jagalah lisanmu.
–       Ingatlah dua hal dan  lupakanlah dua hal  ; adapun dua hal yang perlu kamu ingat  adalah  Allah  dan  kematian,  sedangkan  dua  hal  yang  perlu  kamu lupakan  adalah  kebaikanmu  kepada  orang  lain  dan  kejelekan  orang  lain terhadapmu.
–       Jika sejak kanak-kanak kamu didik dirimu, maka masa dewasa kelak kamu akan memperoleh manfaatnya.
–       Jauhilah kemalasan, gunakanlah  sebagian  umurmu  untuk  pendidikan  dan janganlah berdiskusi dan berdebat dengan orang-orang yang keras kepala.
–       Takutlah hanya kepada Allah dan berharaplah hanya kepada-Nya. Jadikanlah takut dan harapmu kepada Alllah dalam hatimu adalah kesatuan.
–       Janganlah kamu bersandar dan cinta kepada dunia. Pandanglah dunia sebagai sebuah jembatan.
–       Ketahuilah  bahwa  pada  hari  kiamat,  mereka  akan  bertanya  kepadamu tentang empat hal :
  • Masa mudamu. Dengan cara apa kamu melewatinya?
  • Umurmu,  dengan  kegiatan  apa  kamu  menghabiskannya? 
  • Harta bendamu. Dari mana kamu memperolehnya ?
  • Dimanakah kamu belanjakan ?
–       Janganlah memandangi apa yang ada di tangan orang (milik orang  lain) dan bersikaplah dengan akhlak yang baik terhadap semua orang.
–       Kerjakanlah  shalat  di  awal waktu  dan  tunaikanlah  shalat  berjamaah walau berada dalam kondisi tersulit.
–       Wahai ananda, butir kata yang berisi hikmah dapat menjadikan orang miskin dimuliakan seperti raja.
–       Wahai  ananda,  sering-seringlah  menghadiri  jenazah  dan  kurangilah menghadiri  kenduri,  karena  orang  yang  sering  menghadiri  jenazah  akan mengingatkannya  kepada  kehidupan  akhirat,  sementara  orang  yang  sering menghadiri  kenduri  akan menumbuhkan  cintanya  yang  berlebihan  terhadap dunia yang fana ini.
–       Jangan direpotkan dunia, kecuali sekedar untuk memenuhi sisa umurmu.
–       Sembahlah Tuhanmu menurut keperluanmu kepada-Nya
–       Beramallah untuk akhirat sesuai kehendakmu untuk tinggal di sana.
–       Berusahalah menghindarkan  dirimu  dari  bakaran  api  neraka  selama  engkau belum yakin akan selamat darinya.
–       Sesuaikan keberanianmu  dalam  berbuat  durhaka  dengan  kemampuan kesabaranmu menerima azab (siksa) Allah.
–       Jika engkau mendurhakai Allah, maka carilah  tempat sehingga engkau  tidak dilihat oleh Allah dan Malaikat-Nya.
–       Hai  anakku,  sesungguhnya emas  itu  dicoba  dengan  api,  Dan  hamba  yang shaleh  iti  dicoba  dengan  bencana. Maka  apabila  Allah  mengasihani  suatu kaum, niscaya dicoba-Nya mereka. Siapa yang rela, niscaya Allah pun  rela. Dan siapa yang marah, niscaya Allah pun marah.
–       Hai  anakku,  juallah  duniamu  dengan  akhiratmu,  niscaya  engkau  akan beruntung  dari  keduanya!  Dan janganlah  engkau  jual  akhiratmu  dengan duniamu, niscaya engkau akan merugi dari keduanya !
–       Hai anakku,  tiga perkara kebaikan pada manusia, yaitu  ;
  • bermusyawarah kepada  orang  yang memberi  nasehat, 
  • bermuka manis  dan  lemah  lembut kepada musuh  dan  orang  yang  dengki, 
  • menyatakan  kasih  kepada  semua orang.
–       Hai  anakku, Orang  yang  tertipu  adalah  orang  yang  berpegang  dengan  tiga perkara,  yaitu  ; 
  • orang-orang  yang  membenarkan  terhadap  sesuatu  yang tidak dilihatnya,
  • orang  yang  suka kepada orang  yang  tidak mempercayai dirinya,
  • orang-orang yang tamak terhadap apa yang tidak diperoleh dirinya sendiri.
–       Hai  anakku,  Takutlah  kalian  kepada  sifat  dengki,  sifat  dengki  itu  akan membinasakan  agama,  melemahkan  kemauan  dan  sesudahnya  adalah penyesalan.
–       Seorang  mukmin  yang  memperhatikan  akibat,  niscaya  aman  dari penyesalan.
NASEHAT LUKMAN
Di antara nasihat Luqman yang terdapat dalam surah Luqman antara lain sebagai berikut.
  1. Jangan mempersekutukan Allah (Luqman 31:13).
  2. Berbuat baik kepada kedua orang tua (Luqman 31:14).
  3. Sadar bahwa manusia berada dalam pengawasan Allah (Luqman 31:16).
  4. Dirikan salat (Luqman 31:17).
  5. Berbuatlah kebaikan (Luqman 31:17).
  6. Jauhilah kemungkaran (Luqman 31:17).
  7. Sabar menghadapi cobaan dan ujian (Luqman 31:17).
  8. Jangan sombong (Luqman 31:19).


















BAB  III
PENUTUP

A.        Kesimpulan
            Ibadah adalah suatu perintah dari Allah yang harus kita laksanakan dengan jiwa dan hati yang tulus dan ikhlas. Ibadah kita, mengisyaratkan bahwa kita sebagi seorang hamba membutuhkan terhadap rahmat, hidayah, taufiq maupun pertolongan dari Allah SWT, akan tetapi perlu di ingat bahwa rasa kebutuhan kita terhadap Allah tidak akan mengurangi rasa tulus ikhlas kita dalam beramal.
            Tiap-tiap ibadah yang kita kerjakan hendaknya didorong oleh keyakinan kepada kebesaran dan kekuasaan Allah serta timbul atas rasa syukur dan hutang budi kita kepada-Nya, jika demikian maka ibadah akan menjauhkan diri kita dari perbuatan yang tidak baik dan yang dilarang oleh Allah SWT.
            Tetapi ibadah yang tidak didasari atas beberapa aspek diatas akan terkesan hanya karena sebatas memelihara tradisi yang sudah turun temurun, kendatipun memiliki rupa dan bentuk ibadah. Tak ada ubahnya dengan patung dan gambar yaitu hanya sebagai simbol. Selanjutnya ibadah yang semacam itu, tidak ada kesan dan buahnya kepada tabiat dan akhlak orang yang beribadah tersebut.