MAKALAH PAI - MASA KEJAYAAN ISLAM YANG DINANTIKAN KEMBALI (KURIKULUM 2013)
KATA PENGANTAR
Pertama-tama
saya panjatkan puji syukur kehadirat ALLAH SWT, karena dengan rahmat dan
hidayah-Nya, kami dapat menulis makalah ini sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan tanpa ada hambatan yang berarti. Shalawat serta salamnya semoga tercurahkan
kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya dan para sahabatnya, dan juga
kepada kita semua selaku umatnya yang insya Allah selalu mengikuti ajaran
sunahnya.
Makalah
ini merupakan hasil observasi dan merupakan salah satu persyaratan untuk memenuhi
salah satu tugas mata pelajaran “
Pendidikan Agama Islam “ di
SMA NEGERI 1 PONTANG.
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, dan jauh
dari sempurna, itu di karenakan keterbatasan yang kami miliki, karena kami
masih tahap belajar. Oleh sebab itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca agar makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi. Akhirnya
kepada ALLAH lah penulis pasrahkan semua,karena kebenaran hanyalah milik-Nya.
Semoga makalah ini bermanfaat khususnya
bagi saya dan umumnya bagi pembaca sekalian Terutama untuk kelas kami tercinta.
Pontang, 20 Oktober 2012
Khoiruroji
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Seperti perabadan lain, Islam juga mengalami beberapa periode
dalam sejarah. Ada satu periode dimana Islam bisa menunjukan eksistensinya di
Eropa bahkan dunia. Periode tersebut terjadi pada saat para filsuf, ilmuwan,
dan insinyur muslim bisa memberikan banyak konstribusi terhadap perkembangan
teknologi dan kebudayaan. Mereka melakukannya baik dengan menjaga tradisi yang
telah ada maupun dengan menciptakan penemuan-penemuannya sendiri.
Sebaliknya, bangsa Eropa waktu itu justru sedang berada di zaman kegelapan (dark ages), dimana dominasi gereja sangatlah besar sehingga setiap kebenaran (ilmu pengetahuan) harus sesuai dengan paham gereja. Apabila ada yang menyampaikan sesuatu yang bertentangan dengan gereja, maka akan mendapatkan hukuman bahkan sampai dibunuh. Hal tersebut menyebabkan terisolasinya ilmu pengetahuan dari manusia. Padahal sekitar tahun 300 SM, peradaban Eropa sudah dibangun sedemikian rupa oleh bangsa Yunani dan Romawi. Ilmuan-ilmuan Yunani mengembangkan filsafat, sementara orang Romawi mengembangkan birokrat.
Ketika Eropa sedang berada dalam masa kegelapan, masyarakat Islam justru mengalami kemajuan dalam bidang filsafat, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Mereka mengambil ilmu-ilmu yang ada di Yunani dan Romawi kemudian diterjemahkan dalam bahasa Arab. Selain itu, perkembangan Islam juga dihubungkan dengan letak geografis. Sebelum Islam datang, kota Mekah merupakan pusat perdagangan di Jazirah Arab, Nabi Muhammad SAW sendiri juga berasal dari golongan pedagang. Tradisi Ziarah Mekah membuat kota itu menjadi pusat pertukaran gagasan dan barang. Pengaruh yang dipegang oleh para pedagang muslim dalam jalur perdagangan Afrika-Arab dan Asia-Arab sangat besar dan penting. Hal tersebut membuat peradaban Islam tumbuh, berkembang dan meluas dengan berdasarkan perekonomian dagangnya.
Sebaliknya, bangsa Eropa waktu itu justru sedang berada di zaman kegelapan (dark ages), dimana dominasi gereja sangatlah besar sehingga setiap kebenaran (ilmu pengetahuan) harus sesuai dengan paham gereja. Apabila ada yang menyampaikan sesuatu yang bertentangan dengan gereja, maka akan mendapatkan hukuman bahkan sampai dibunuh. Hal tersebut menyebabkan terisolasinya ilmu pengetahuan dari manusia. Padahal sekitar tahun 300 SM, peradaban Eropa sudah dibangun sedemikian rupa oleh bangsa Yunani dan Romawi. Ilmuan-ilmuan Yunani mengembangkan filsafat, sementara orang Romawi mengembangkan birokrat.
Ketika Eropa sedang berada dalam masa kegelapan, masyarakat Islam justru mengalami kemajuan dalam bidang filsafat, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Mereka mengambil ilmu-ilmu yang ada di Yunani dan Romawi kemudian diterjemahkan dalam bahasa Arab. Selain itu, perkembangan Islam juga dihubungkan dengan letak geografis. Sebelum Islam datang, kota Mekah merupakan pusat perdagangan di Jazirah Arab, Nabi Muhammad SAW sendiri juga berasal dari golongan pedagang. Tradisi Ziarah Mekah membuat kota itu menjadi pusat pertukaran gagasan dan barang. Pengaruh yang dipegang oleh para pedagang muslim dalam jalur perdagangan Afrika-Arab dan Asia-Arab sangat besar dan penting. Hal tersebut membuat peradaban Islam tumbuh, berkembang dan meluas dengan berdasarkan perekonomian dagangnya.
2.
Rumusan
Masalah
Perumusan Masalahnya meliputi :
a.
Bagaimana peruses masa kejayaan
islam?
b.
Bagaimana cara Islam berkembang?
c.
Siapa saja tokoh – tokoh pada masa
kejayaan islam ?
3.
Tujuan Penulisan
Makalah
ini kami buat untuk memenuhi Tugas Agama Islam dimana yang Insya Allah akan
dipresentasikan untuk bahan diskusi menjelang semester ganjil 2014/2015. Ada
pun tujuan dari pembahasan makalah ini yaitu : Untuk mengingat kembali tentang
bagaimana masa kejayaan Islam, untuk mengetahui bagaimana masa kejayaan islam. Dan
mengetahui sederetan tokoh-tokoh masa kejayaan islam dsb.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Masa Kejayaan Islam yang Dinantikan Kembali
Selama 500 tahun Islam menguasai dunia
dengan kekuatannya, ilmu pengetahuan, dan peradabannya yang tinggi (Jacques C.
Reister).
Cukup beralasan jika kita menyatakan
bahwa peradaban Eropa tidak dibangun oleh proses regenerasi mereka sendiri.
Tanpa dukungan peradaban Islam yang menjadi ‘dinamo’-nya, Barat bukanlah
apa-apa (Montgomery Watt).
Peradaban berhutang besar pada Islam
(Barack Obama).
Masa Kejayaan Islam yang Dinantikan
Kembali
Tajmahal
Pernyataan tersebut menggambarkan bahwa
siapa pun sesungguhnya tak akan bisa mengelak untuk mengakui keagungan
peradaban Islam pada masa lalu dan sumbangsihnya bagi dunia, termasuk dunia
Barat, yang denyutnya masih terasa hingga hari ini. Meski banyak
ditutup-tutupi, pengaruh peradaban Islam terhadap kemajuan Barat saat ini
tetaplah nyata.
Lalu, di manakah kejayaan itu saat ini?
Islam masa lalu yang gemilang, yang telah banyak memengaruhi peradaban umat
manusia di dunia ini. Memang merupakan sebuah realitas sejarah. Dengan
“mengenang” kembali masa-masa kejayaan dulu, diharapkan umat Islam secara sadar
dan jujur akan mampu melihat kembali kebesaran peradaban Islam masa lalu sekaligus
mengembalikan potensi untuk hadir pada masa kini dan masa yang akan datang
untuk yang kedua kalinya.
Karena itu, selain meretrospeksi
keagungan peradaban Islam masa lalu, diharapkan ada upaya untuk memproyeksi
sekaligus merekonstruksi kembali masa depan perabadan Islam di tengah-tengah
hegemoni perabadan Barat sekuler saat ini. Peradaban sekuler itu sekarang
sesungguhnya mulai tampak kerapuhannya dan makin kelihatan tanda-tanda
kemundurannya.
Waktu bergerak maju dan tidak pernah
mundur. Begitu juga peristiwa sejarah. Kita sebagai manusia yang diberi akal,
pastinya harus mengingat, apa yang terjadi pada masa lalu dan bagaimana
kejadiannya. Akal bisa memprediksi kejadian yang akan datang dengan belajar
dari masa lalu.
Masa Kejayaan Islam
(sek. 750 M - sek. 1258
M) adalah masa ketika para filsuf, ilmuwan, dan insinyur di Dunia Islam menghasilkan
banyak kontribusi terhadap perkembangan teknologi dan kebudayaan, baik dengan
menjaga tradisi yang telah ada ataupun dengan menambahkan penemuan dan inovasi
mereka sendiri.
Banyak dari
perkembangan dan pembelajaran ini dapat dihubungan dengan geografi. Bahkan
sebelum kehadiran Islam, kota Mekahmerupakan pusat perdagangan di Jazirah Arab dan Muhammad sendiri merupakan seorang pedagang. Tradisi ziarah ke Mekah menjadi
pusat pertukaran gaagasan dan barang. Pengaruh yang dipegang oleh para pedagang
Muslim atas jalur perdagangan Afrika-Arab dan Arab-Asia sangat besar sekali.
Akibatnya, peradaban Islam tumbuh, berkembang, dan meluas dengan berdasarkan
pada ekonomi dagangnya, berkebalikan dengan orang-orang Kristen, India, dan Cina yang
membangun masyarakat dengan berdasarkan kebangsawanan kepemilikan tanah
pertanian. Pedagang membawa barang dagangan dan menyebarkan agama mereka ke
Cina (berujung pada banyaknya penduduk Islam di Cina dengan perkiraan jumlah
sekitar 37 juta orang, yang terutama merupakan etnis Uyghur Turk
yang wilayahnya dikuasai oleh Cina), India, Asia tenggara, dan kerajaan-kerajaan
di Afrika barat. Ketika para pedagang itu kembali ke Timur Tengah, mereka
membawa serta penemuan-penemuan dan ilmu pengetahuan baru dari tempat-tempat
tersebut.
Hanya dalam bidang filsafat, para
ilmuwan Islam relatif dibatasi dalam menerapkan gagasan-gagasan nonortodoks
mereka. Meskipun demikian, Ibnu Rushd dan polimat PersiaIbnu Sina membberikan kontribusi penting dalam
melanjutkan karya-karya Aristoteles,
yang gagasan-gagasannya mendominasi pemikiran nonkeagamaan dunia Islam dan
Kristen. Mereka juga mengadopsi gagasan-gagasan dari Cina dan India, yang
dengan demikian menambah pengetahuan mereka yang sudah ada sebelumnya. Ibnu
Sina dan para pemikir spekulatif lainnya seperti al-Kindi dan al-Farabi menggabungkan Aristotelianisme dan Neoplatonisme dengan gagasan-gagasan lainnya yang
diperkenalkan melalui Islam.
Literatur
filsafat Arab diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan bahasa Ladino,
yang ikut membantu perkembangan filsafat Eropa modern. Sosiolog-sejarawan Ibnu Khaldun,
warga Kartago Konstantinus orang Afrika yang menerjemahkan naskah-naskah
kedokteran Yunani dan kumpulan teknik matematika Al-Khwarzimi adalah tokoh-tokoh penting pada Zaman
Kejayaan Islam. Pada masa ini juga terjadi perkembangan filsuf non-Muslim.
Filsuf Yahudi Moses
Maimonides yang
tinggal di Andalusia adalah salah satu contohnya.
SAINS
Banyak ilmuwan penting Islam yang hidup dan berkegiatan selama
Zaman Kejayaan Islam. Di antara pencapaian para ilmuwan pada periode ini antara
lain perkembangantrigonometri ke
dalam bentuk modernnya (sangat menyederhanakan penggunaan praktiknya untuk
memperhitungkan fase bulan), kemajuan pada bidang optik, dan kemajuan pada
bidang astronomi.
Kedokteran
Kedokteran adalah bagian penting dari kebudayaan
Islam Abad Pertengahan. Sebagai tanggapan atas keadaan pada waktu dan tempat
mereka, para dokter Islam mengembangkan literature medis yang kompleks dan
banyak yang meneliti dan menyintesa teori dan praktik kedokteran.
Kedokteran Islam dibangun dari tradisi, terutama pengetahuan
teoretis dan praktis yang telah berkembang sebelumnya di Yunani, Romawi, dan Persia. Bagi para ilmuwan
Islam,Galen dan Hippokrates adalah orang-orang yang unggul,
disusul oleh para ilmuwan Hellenik di Iskandariyah.
Para ilmuwan Islam menerjemahkan banyak sekali tulisan-tulisan Yunani ke bahasa
Arab dan kemudian menghasilkan pengetahuan kedokteran baru dari naskah-naskah
tersebut. Untuk menjadikan tradisi Yunani lebih mudah diakses, dipahami, dan
diajarkan, para ilmuwan islam mengusulkan dan menjadikan lebih sistematis
pengetahuan kedokteran Yunani-Romawi yang luas dan kadang inkonsisten dengan
cara menulis ensikolpedia dan ikhtisar.
Pembelajaran Yunani dan Latin dipandang sangat jelek di Eropa
Kristen Abad Pertengahan Awal, dan baru pada abad ke-12, setelah adanya penerjemahan
dari bahasa Arabmembuat Eropa Abad Pertengahan kembali mempelajari
kedokteran Hellenik, termasuk karya-karya Galen dan Hippokrates. Dengan
memberikan pengaruh yang setara atau mungkin lebih besar di Eropa Barat adalah Kanon Kedokteran karya Ibnu Sina, yang telah
diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan dibuat manuskrip lalu dicetak dan
disebarkan ke seluruh Eropa. Selama abad kelima belas dan keenam belas saja,
karya tersebut diterbitkan lebih dari lima kali.
Di dunia Islam Abad Pertengahan, rumah sakit mulai dibangun di semua kota besar,
misalnya di Kairo, rumah sakit Qalawun memiliki staf pegawai yang terdiri
dari dokter, apoteker, dan suster. Orang juga dapat mengakses apotek, dan
fasilitas penelitian yang menghasilkan kemajuan pada pemahaman mengenai
penyakit menular, dan penelitian mengenai mata serta mekanisme kerja mata.
Perdagangan
Selain di sungai Nil, Tigris dan Efrat, sungai-sungai yang
dapat dilalui tidaklah banyak, jadi perjalanan lewat laut menjadi sangat
penting. Ilmu navigasi amat sangat berkembang, menghasilkan penggunaan sekstan dasar
(dikenal sebagai kamal). Ketika digabungankna dengan peta terinci pada periode
ini, para pelaut berhasil berlayar menjelajahi samudara dan tak lagi perlu
bersusah payah melalui gurun pasir. Para pelaut muslim juga berhasil
menciptakan kapal dagang besar bertiang tiga ke Laut Tengah.
Nama karavelkemungkinan berasal dari perahu
terawal Arab yang dikenal sebagai qārib.[1] Sebuah kanal buatan yang menghubungkan
sungai Nil dengan Terusan Suez dibangun, menghubungkan Laut Merah dengan Laut Tengah meskipun itu sering
berlumpu.
Runtuhnya peradaban
Islam pada masa lalu dikarenakan mulai pudarnya ketaatan pemeluknya kepada Sang
Khālik, saling dengki, dan serakah. Umat Islam tidak memiliki semangat untuk
maju. Ketaatannya kepada Allah dicampuradukkan dengan khurrafat dan tahayyul.
Semangat untuk mengikut (taqlid) tidak dibarengi dengan kekritisan dalam semua
hal. Inilah awal penyebab kemunduran Islam. Andaikan penyebab ini sekarang bisa
diperbaiki, niscaya Islam akan mengulang masa kejayaan yang pernah diraih masa
lalu.
Modernisasi telah mengglobal. Ini ditandai
dengan pesatnya perkembangan alat-alat telekomunikasi dan informasi.
Modernisasi membuat jarak tidak menjadi hambatan. Secara sadar berdampak pada
dua hal, di satu sisi kecanggihan alat telekomunikasi dan informasi mempermudah
aktivitas manusia, tetapi di sisi lain mempermudah pula untuk melakukan tindak
kejahatan. Hal ini sebenarnya menuntut adanya bangunan moral yang kokoh.
Perpustakaan sekolah sebagai jantung
peradaban tidak banyak dikunjungi karena terlena dengan mainan baru berupa alat
komunikasi, seperti handphone. Bukankah Islam jaya karena keingintahuan akan
ilmu pengetahuan begitu besar yang diwujudkan dengan transliterasi buku-buku
berkualitas dan dijadikannya rujukan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang
terus berkembang?
3.Tokoh-Tokoh pada Masa Kejayaan Islam
Banyak sekali tokoh Islam yang memiliki keahlian dalam berbagai bidang ilmu. Di sini akan dijelaskan sebagian biografi beberapa tokoh secara singkat. Selanjutnya, tokoh-tokoh yang tidak dijelaskan biografinya, bisa dicari melalui buku-buku lain yang membahasnya. Berikut ini tokoh-tokoh muslim yang telah menyumbangkan karyanya untuk peradaban umat manusia.
1. Ibnu Rusyd (520‒595 H)
Ibnu Rusyd merupakan
salah satu tokoh pada masa kejayaan Islam. Nama lengkapnya Abu Al-Walid
Muhammad Ibnu Rusyd, lahir di Cordova (Spanyol) pada tahun 520 H. dan wafat di
Marakesy (Maroko) pada tahun 595 H. Beliau menguasai ilmu fiqh, ilmu kalam,
sastra Arab, matematika, fisika astronomi, kedokteran, dan filsafat.
Karya-karya beliau antara lain: Kitab Bidayat Al- Mujtahid (kitab yang membahas
tentang fiqh), Kuliyat Fi At-Tib (buku tentang kedokteran yang dijadikan
pegangan bagi para mahasiswa kedokteran di Eropa), Fasl al-Magal fi Ma Bain
Al-Hikmat wa Asy-Syariat. Ibnu Rusyd berpendapat antara filsafat dan agama
Islam tidak bertentangan, bahkan Islam menganjurkan para penduduknya untuk
mempelajari ilmu Filsafat.
2. Al-Ghazali (450‒505 H)
2. Al-Ghazali (450‒505 H)
Al-Ghazali merupakan
salah satu tokoh pada masa kejayaan Islam. Nama lengkapnya Abu Hamid
al-Ghazali, lahir di Desa Gazalah, dekat Tus, Iran Utara pada tahun 450 H dan
wafat pada tahun 505 H di Tus juga. Beliau dididik dalam keluarga dan guru yang
zuhud (hidup sederhana dan tidak tamak terhadap duniawi). Beliau belajar di
Madrasah Imam AI-Juwaeni. Setelah beliau menderita sakit, beliau ber-khalwat
(mengasingkan diri dari khalayak ramai dengan niat beribadah mendekatkan diri
kepada Allah Swt.) dan kemudian menjalani kehidupan tasawuf selama 10 tahun di
Damaskus, Jerusalem, Mekah, Madinah, dan Tus. Adapun jasa- jasa beliau terhadap
umat Islam antara lain sebagai berikut.
1.
Memimpin Madrasah Nizamiyah di Bagdad dan sekaligus sebagai guru
besarnya.
2.
Mendirikan madrasah untuk para calon ahli fiqh di Tus.
3.
Menulis berbagai macam buku yang jumlahnya mencapai 288 buah,
mengenai tasawwuf, teologi, filsafat, logika, dan fiqh.
Di antara bukunya yang
terkenal, yaitu Ihya 'Ulum ad-Din, yakni membahas masalah-masalah ilmu akidah,
ibadah, akhlak, dan tasawwuf berdasarkan al- Qur'an dan hadis. Dalam bidang
filsafat, beliau menulis Tahafut al-Falasifah (tidak konsistennya para filsuf).
Al-Ghazali merupakan ulama yang sangat berpengaruh di dunia Islam sehingga
mendapat gelar Hujjatul Islam (bukti kebenaran Islam).
3. AI-Kindi (805‒873 M)
3. AI-Kindi (805‒873 M)
Al-Kindi merupakan salah
satu tokoh pada masa kejayaan Islam. Nama lengkapnya Yakub bin Ishak AI-Kindi,
lahir di Kufah pada tahun 805 M dan wafat di Bagdad pada tahun 873 M. AI-Kindi
termasuk cendekiawan muslim yang produktif. Hasil karyanya di bidang-bidang
filsafat, logika, astronomi, kedokteran, ilmu jiwa, politik, musik, dan
matematika. Beliau berpendapat, bahwa filsafat tidak bertentangan dengan agama
karena sama-sama membicarakan tentang kebenaran. Beliau juga merupakan
satu-satunya filosof Islam dari Arab. Ia disebut Failasuf al-Arab (filosof
orang Arab).
4. AI-Farabi (872‒950 M)
4. AI-Farabi (872‒950 M)
Al-Farabi merupakan
salah satu tokoh pada masa kejayaan Islam. Nama lengkapnya Abu Nashr Muhammad
Ibnu Tarkhan Ibnu Uzlag AI-Farabi, lahir di Farabi Transoxania pada tahun 872 M
dan wafat di Damsyik pada tahun 950 M. Beliau keturunan Turki. Al-Farabi
menekuni berbagai bidang ilmu pengetahuan, antara lain: logika, musik,
kemiliteran, metafisika, ilmu alam, teologi, dan astronomi. Di antara karya
ilmiahnya yang terkenal berjudul Ar- Royu Ahlul al-Mad3nah wa aI-Fad3lah
(pemikiran tentang penduduk negara utama).
5. Ibnu Sina (980‒1037 M)
5. Ibnu Sina (980‒1037 M)
Ibnu Sina merupakan
salah satu tokoh pada masa kejayaan Islam. Nama lengkapnya Abu Ali AI-Husein
Ibnu Abdullah Ibnu Sina, lahir di Desa Afsyana dekat Bukhara, wafat dan
dimakamkan di Hamazan. Beliau belajar bahasa Arab, geometri, fisika, logika,
ilmu hukum Islam, teologi Islam, dan ilmu kedokteran. Pada usia 17 tahun, ia
telah terkenal dan dipanggil untuk mengobati Pangeran Samani, Nuh bin Mansyur.
Beliau menulis lebih dari 200 buku dan di antara karyanya yang terkenal
berjudul Al-Qanun Fi At-Tibb, yaitu ensiklopedi tentang ilmu kedokteran dan
Al-Syifa, ensiklopedi tentang filsafat dan ilmu pengetahuan.
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Selama 500 tahun Islam
menguasai dunia dengan kekuatannya, ilmu pengetahuan, dan peradabannya yang
tinggi. Periode tersebut
terjadi pada saat para filsuf, ilmuwan, dan insinyur muslim bisa memberikan
banyak konstribusi terhadap perkembangan teknologi dan kebudayaan. Mereka
melakukannya baik dengan menjaga tradisi yang telah ada maupun dengan
menciptakan penemuan-penemuannya sendiri.
Sekitar
750 M - sek. 1258 M adalah masa ketika para filsuf, ilmuwan, dan insinyur di Dunia Islam menghasilkan
banyak kontribusi terhadap perkembangan teknologi dan kebudayaan, baik dengan
menjaga tradisi yang telah ada ataupun dengan menambahkan penemuan dan inovasi
mereka sendiri. Banyak dari perkembangan dan pembelajaran ini dapat
dihubungan dengan geografi. Bahkan sebelum kehadiran Islam, kota Mekahmerupakan pusat perdagangan di Jazirah Arab dan Muhammad sendiri merupakan seorang pedagang.
Banyak sekali tokoh Islam yang memiliki keahlian dalam berbagai bidang ilmu yaitu: Ibnu Rusyd, Al-Ghazali, AI-Kindi, AI-Farabi, Ibnu Sina, dan Ibnu Sina.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.google.com/
http://khoiruroji.blogspot.com/
Terimah kasih postingannya, izin pindahkan kebuku tugas :)
BalasHapusiyah silahkan
Hapusboleh copas?
BalasHapus