MAKALAH - TAULADAN LUKMANUL HAKIM
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada tuhan yang maha Esa, karena
atas berkat dan limpahan rahmatnyalah saya dapat menyelesaikan sebuah Makalah
dengan tepat waktu.
Berikut ini kami mempersembahkan sebuah makalah dengan judul “Meneladani LUKMANUL KARIM sebagai tokoh teladan”,
yang menurut saya dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk dipelajari.
Melalui kata pengantar ini saya lebih dahulu meminta maaf dan memohon
permakluman bila mana isi keliping ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya
buat kurang tepat atau menyinggu perasaan pembaca.
Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih
dan semoga allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.
Serang, 20 Januari 2016
Penulis
BAB
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Dikisiahkan
dalam sebuah riwayat, bahwa pada suatu hari Luqman al-Hakim telah memasuki pasar dengan menaiki seekor himar (keledai), sedangkan anaknya mengikutinya dari belakang.
Melihat tingkah laku Luqman itu, orang-orang berkata, "Lihat itu orang tua
yang tidak bertimbang rasa, sedangkan anaknya dibiarkan berjalan kaki."
Setelah mendengarkan desas-desus dari orang-orang tersebut maka Luqman pun
turun dari himarnya itu lalu diletakkan anaknya di atas himar itu. Melihat
keduanya, maka orang di pasar itu berkata pula, "Lihat orang tuanya
berjalan kaki sedangkan anaknya sedap menaiki himar itu, sungguh kurang ajar
anak itu."
Setelah
mendengar kata-kata itu, Luqman pun naik ke punggung himar itu bersama anaknya.
Kemudian orang-orang berkata lagi, "Lihat itu dua orang menaiki seekor
himar, mereka sungguh menyiksakan himar itu." Karena ia tidak suka
mendengar percakapan orang, Luqman dan anaknya turun dari himar itu, kemudian
terdengar lagi orang berkata, "Dua orang berjalan kaki, dan himar itu
tidak dikendarai." Dalam perjalanan pulang, Luqman al-Hakim menasihati
anaknya mengenai sikap manusia dan ucapan-ucapan mereka. Ia berkata,
"Sesungguhnya tidak ada seseorang pun yang lepas dari ucapannya. Maka
orang yang berakal tidak akan mengambil pertimbangan kecuali kepada Allah saja.
Siapa pun yang mengenal kebenaran, itulah yang menjadi pertimbangannya."
Kemudian
Luqman al-Hakim berpesan kepada anaknya, "Wahai anakku, tuntutlah rezeki
yang halal agar kamu tidak menjadi fakir.
Sesungguhnya tidak ada satu pun orang fakir itu kecuali mereka mengalami tiga
perkara, yaitu tipis keimanan terhadap agamanya, lemah akalnya (mudah tertipu),
dan hilang kepribadiannya. Lebih celaka lagi, orang-orang yang suka merendahkan
orang lain dan menganggap ringan urusan orang lain."
B. Tujuan Pendidikan Anak Menurut Lukman Al-Hakim
Dari beberapa tinjauan munasah (keterkaintan) dalam surat luqman ayat 12-19
dapat dipahami bahwa tujuan pendidikan luqman pada mulanya adalah membentuk
manusia yang mentauhidkan Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan apupun juga.
Ketauhidan kepada Allah selanjutnya memiliki beberapa konsekuensi sebagaimana
yang dikemukakan ole K.H Hasyim Asy’ari sebagai berikut :
Ketauhidan mewajibkan adanya keimanan, maka barang siapa yang tidak mempunyai
keimanan berarti ia tidak mempunyai ketauhidan. Keimana mewajibkan pelaksanaan
syari’at, maka barang siapa yang tidak melaksanakan syari’at, berarti dia tidak
mempunyai keimanan. Pelaksanaan syari’at mewajibkan adanya adab (akhlaq) maka
barang siapa tidak mempunyai akhlaq, berarti dia tidak mempunyai syari’at,
keimanan dan ketauhidan dalam dirinya .
Berdasarkan keterangan tersebut bahwa tujuan pendidikan menurut luqman adalah
membentuk manusia yang beriman, islam dan berakhlaq, karena ketiga-tiganya
merupakan satu-kesatuan yang terpadu dan tidak dapat dipisahkan antara yang
saTu dengan yang lainnya.
BAB
PEMBAHASAN
A. Meneladani Lukmanul Hakim
Dari Ibnu Abbas ra berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW
bersabda : Luqman bukanlah seorang Nabi, tapi beliau adalah
seorang hamba yang banyak berfikir secara bersih dan penuh
keyakinan sehingga ia mencintai Allah dan Allah pun mencintainya,
maka dilimpahkan kepadanya Al-Hikmah. (H.R. Al-Qurthuby)
Luqmanul al-Hakim, selain
dikenal sebagai seorang yang memiliki jiwa mulia, ia juga terkenal dengan
ucapan-ucapan hikmahnya. Beberapa diantaranya adalah yang dikutip dalam
al-Qur’an. Luqman al-Hakim (Ahli Hikmah) adalah orang yang disebut dalam Al-Qur’an surah Luqman [32]:12-19 yang terkenal
karena nasihat-nasihatnya kepada anaknya. Ibnu Katsir berpendapat bahwa nama
panjang Luqman ialah Luqman bin Unaqa’ bin Sadun. Sedangkan asal-usul
Luqman, sebagian ulama berbeda pendapat. Ibnu Abbas menyatakan bahwa Luqman adalah
seorang tukang kayu dari Habsyi.
Riwayat lain menyebutkan ia bertubuh pendek dan berhidung mancung dari Nubah,
dan ada yang berpendapat di berasal dari Sudan. Dan ada pula yang berpendapat Luqman adalah seorang
hakim di zaman nabi Dawud.
Lukman Al-hakim adalah
satu-satunya manusia yang bukan nabi, bukan pula Rasul, namun kisah hidupnya
diabadikan dalam Al-quran karena penuh hikmah. Allah menjadikan Luqman Al-Hakim
sebagai sosok orang tua panutan dan mencantumkan kisahnya dalam Al-Qur’an.
bahkan Allah mengabadikan namanya menjadi sebuah nama surat dalam Al-Qur’an
yaitu surat Luqman (surat ke 31).
Dan diantara kisah-kisah
tentang Luqman Al-Hakim, secara khusus Allah mencantumkan nasehat Luqman kepada
anaknya , yaitu :
–
Nasihat Pertama yang Luqman berikan kepada anaknya adalah tentang tauhid. yaitu
mengesakan Allah dengan ibadah dan cinta, bahwa hanya Allah satu-satunya yang
berhak diibadahi dan satu-satunya yang dicintai, sedangkan cinta kepada yang
lainnya hanyalah praktek dari perintah Allah untuk mencintai yang lainnya dan
tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun.
–
Nasihat kedua Berbuat baiklah kepada kedua orang tua
–
Nasihat ketiga, Luqman membekali anaknya dengan didikan iman dan adab. Pada
ayat 16 dan 17, Luqman menasehati anaknya tentang bagaimana ketika hendak
melakukan sebuah perbuatan haruslah ingat bahwa setiap perbuatan baik atau buruk
pasti akan dibalas oleh Allah. Kemudian Luqman memerintahkan anaknya untuk
beribadah dalam bentuk sholat, memerintahkan yang baik dan melarang yang buruk,
dan sabar atas apa-apa yang menimpa. Inilah pendidikan iman yang Luqman
tanamkan kepada anaknya.
–
Dan Nasihat ke empat di ayat 18-19, Luqman menasehati anaknya agar tidak
sombong yaitu dengan merendahkan atau menganggap remeh orang lain, dan
mengajarinya bagaimana cara berjalan yang baik dan bertutur kata yang santun.
Ini adalah pendidikan adab yang Luqman ajarkan kepada anaknya.
Sudahkah kita membekali
anak-anak kita sebagaimana yang Luqman bekalkan kepada anaknya? apakah kita
lebih takut jika anak kita nantinya tidak bisa makan dari pada takut jika anak
kita akan mensekutukan Allah? dan sudahkah kita tanamkan pada diri anak-anak
kita untuk selalu bersikap baik dan santun kepada siapa saja? Baik buruknya
mereka adalah hasil bagaimana cara kita mendidik dan mengarahkan mereka, bukan
hasil dari sekolah atau yang Lainnya. karena mereka adalah tanggung jawab kita
sebagai orang tua. Mari belajar dari sosok Lukman Al-Hakim, Belajar menjadi
sosok orang tua bijak yang penuh hikmah.
Luqmanul Hakim menurut
riwayat yang lebih kuat, bukan seorang nabi. Ia seorang manusia shaleh semata.
Bahkan dalam banyak riwayat shahih dikatakan, ia seorang budak belian, berkulit
hitam, berparas pas-pasan, hidung pesek, kulit hitam legam. Namun
demikian, namanya diabadikan oleh Allah menjadi nama salah satu surat
dalam al-Qur’an, surat Luqman. Penyebutan ini tentu bukan tanpa
maksud. Luqman diabadikan namanya oleh Allah, karena memang orang shaleh yang
patut diteladani. Bahwa Allah tidak menilai seseorang dari gagah tidaknya, juga
tidak dari statusnya, jabatannya, warna kulitnya dan lainnya. Akan tetapi Allah
menilai dari ketakwaaan dan kesalehannnya.
Luqman merupakan sosok
budak hina, hitam, akan tetapi Allah abadikan karena ketakwaan dan
kesalehannya. Setidaknya, ada dua manusia yang bukan nabi, tapi namanya
diabadikan dalam al Qur’an menjadi nama surat. Keduanya itu adalah Luqman dan
Maryam. Lalu siapa sebenarnya Luqman ini? tidak satu pun sejarawan yang
menyebutkan bahwa Luqman berdarah Arab. Sebagian sejarawan menyebut Luqman
berdarah Ibrani, sebagian lain menyebut berdarah Habasyi, dan yang lainnya
menyebut berdarah Nubi, salah satu suku di Mesir yang berkulit hitam (aswan
sekarang).
Dalam Tarikh nya, Ibnu Ishak menuturkan, bahwa Luqman bernama Luqman bin
Bau’raa bin Nahur bin Tareh, dan Tareh bin Nahur merupakan nama dari Azar, ayah
Nabi Ibrahim as.
Wahab bin Munabbih mengatakan bahwa Luqman adalah putra dari saudari kandung
Nabi Ayyub as. Muqatil menuturkan, Luqman adalah putra dari bibinya Nabi Ayyub
as. Imam Zamakhsyari menguatkan dengan mengatakan: Dia adalah Luqman bin
Bau’raa putra saudari perempuan Nabi Ayyub atau putra bibinya.
Riwayat lain mengatakan,
Luqman adalah cicit Azar, ayahnya Nabi Ibrahim as. Luqman hidup selama 1000
tahun, ia sezaman bahkan gurunya Nabi Daud. Sebelum Nabi Daud diangkat menjadi
Nabi, Luqman sudah menjadi mufti saat itu, tempat konsultasi dan bertanya Nabi
Daud as.
Luqmanul Hakim dalam sebuah riwayat dikatakan seorang yang bermuka biasa, tidak
ganteng. Qatadah pernah menuturkan dari Abdullah bin Zubair bahwasannya ia
pernah bertanya kepada Jabir bin Abdullah tentang Luqman. Jabir menjawab: “Dia
berbadan pendek dan berhidung pesek, orang Nubi, Mesir”.
Seorang lalki-laki
berkulit hitam datang mengadu kepada Said bin al-Musayyib. Sa’id kemudian
berkata: “Janganlah bersedih lantaran kulit kamu hitam, karena di antara
manusia pilihan itu, ada tiga orang semuanya berkulit hitam: Bilal, Mihja’
budak Umar bin Khatab dan Luqmanul Hakim”.
Lalu apa pekerjaan
Luqman?
Para ahli sejarah berbeda
pendapat tentang profesinya. Sebagian mengatakan, profesinya adalah tukang
jahit. Sebagian lainnya mengatakan, tukang kayu, yang lainnya menuturkan tukang
kayu bakar, dan terakhir mengatakan sebagai penggembala.
Luqmanul Hakim (Luqman
yang sangat bijak). Dalam sejarahnya Luqman menikah dan dikaruniai banyak anak,
akan tetapi semuanya meninggal dunia ketika masih kecil, tidak ada yang sampai
dewasa, namun Luqman tidak menangis, karena hidupnya yang sudah yakin dengan
Allah.
Wasiat-wasiat Luqman
lainnya: Selain dalam ayat al-Qur’an, Luqman juga mempunyai banyak wasiat.
Wahab bin Munabbih pernah menuturkan: “Saya membaca hikmah Luqman yang
jumlahnya lebih dari 10 ribu bab”. wasiat-wasiat Luqman lainnya yang tidak
tercantum dalam al-Qur’an, akan tetapi sangat luar biasa kandungannya. Dalam
bukunya Min Washaya al-Qur’an al-Karim (1/31-33), Muhammad al-Anwar Ahmad
Baltagi, mengutip sebuah riwayat dari Malik bin Anas bahwasanya Luqman pernah
menasehati putranya di bawah ini:
Jelaslah bahwa Luqman
adalah seorang ahli hikmah, kata-katanya merupakan pelajaran dan
nasehat, diamnya adalah berpikir, dan
isyarat-isyaratnya merupakan peringatan. Dia bukan seorang Nabi melainkan
seorang yang bijaksana, yang Allah telah memberikan kebijaksanaan di dalam
lisan dan hatinya, dimana ia berbicara dan mengajarkan kebijaksanaan itu
kepada manusia. Banyak sekali perkataan Luqman
yang dimuat sumber-sumber lain yang sangat berpengaruh,
perkataannya itu antara lain :
–
Jika kamu sedang shalat, maka jagalah
hatimu, jika kamu sedang makan, maka
jagalah tenggorokanmu, jika kamu di rumah orang lain,
maka jagalah pandanganmu, dan jika kamu
berada diantara manusia, maka jagalah lisanmu.
–
Ingatlah dua hal dan lupakanlah dua hal ; adapun dua hal yang perlu
kamu ingat adalah Allah dan kematian,
sedangkan dua hal yang perlu kamu lupakan
adalah kebaikanmu kepada orang lain dan
kejelekan orang lain terhadapmu.
–
Jika sejak kanak-kanak kamu didik dirimu, maka masa dewasa kelak kamu akan
memperoleh manfaatnya.
–
Jauhilah kemalasan, gunakanlah sebagian umurmu
untuk pendidikan dan janganlah berdiskusi dan berdebat dengan
orang-orang yang keras kepala.
–
Takutlah hanya kepada Allah dan berharaplah hanya kepada-Nya. Jadikanlah takut
dan harapmu kepada Alllah dalam hatimu adalah kesatuan.
–
Janganlah kamu bersandar dan cinta kepada dunia. Pandanglah dunia sebagai
sebuah jembatan.
–
Ketahuilah bahwa pada hari kiamat, mereka
akan bertanya kepadamu tentang empat hal :
- Masa mudamu. Dengan cara apa kamu melewatinya?
- Umurmu, dengan kegiatan apa
kamu menghabiskannya?
- Harta bendamu. Dari mana kamu memperolehnya ?
- Dimanakah kamu belanjakan ?
–
Janganlah memandangi apa yang ada di tangan orang (milik orang lain)
dan bersikaplah dengan akhlak yang baik terhadap semua orang.
–
Kerjakanlah shalat di awal waktu dan
tunaikanlah shalat berjamaah walau berada dalam kondisi tersulit.
–
Wahai ananda, butir kata yang berisi hikmah dapat menjadikan orang miskin
dimuliakan seperti raja.
–
Wahai ananda, sering-seringlah menghadiri jenazah
dan kurangilah menghadiri kenduri, karena orang
yang sering menghadiri jenazah akan
mengingatkannya kepada kehidupan akhirat,
sementara orang yang sering menghadiri kenduri
akan menumbuhkan cintanya yang berlebihan terhadap
dunia yang fana ini.
–
Jangan direpotkan dunia, kecuali sekedar untuk memenuhi sisa umurmu.
–
Sembahlah Tuhanmu menurut keperluanmu kepada-Nya
–
Beramallah untuk akhirat sesuai kehendakmu untuk tinggal di sana.
–
Berusahalah menghindarkan dirimu dari bakaran api
neraka selama engkau belum yakin akan selamat darinya.
–
Sesuaikan keberanianmu dalam berbuat durhaka
dengan kemampuan kesabaranmu menerima azab (siksa) Allah.
–
Jika engkau mendurhakai Allah, maka carilah tempat sehingga engkau
tidak dilihat oleh Allah dan Malaikat-Nya.
–
Hai anakku, sesungguhnya emas itu dicoba
dengan api, Dan hamba yang shaleh iti dicoba
dengan bencana. Maka apabila Allah mengasihani
suatu kaum, niscaya dicoba-Nya mereka. Siapa yang rela, niscaya Allah
pun rela. Dan siapa yang marah, niscaya Allah pun marah.
–
Hai anakku, juallah duniamu dengan
akhiratmu, niscaya engkau akan beruntung dari
keduanya! Dan janganlah engkau jual
akhiratmu dengan duniamu, niscaya engkau akan merugi dari keduanya !
–
Hai anakku, tiga perkara kebaikan pada manusia, yaitu ;
- bermusyawarah kepada orang yang
memberi nasehat,
- bermuka manis dan lemah lembut kepada
musuh dan orang yang dengki,
- menyatakan kasih kepada semua orang.
–
Hai anakku, Orang yang tertipu adalah orang
yang berpegang dengan tiga perkara, yaitu ;
- orang-orang yang membenarkan
terhadap sesuatu yang tidak dilihatnya,
- orang yang suka kepada orang
yang tidak mempercayai dirinya,
- orang-orang yang tamak terhadap apa yang tidak
diperoleh dirinya sendiri.
–
Hai anakku, Takutlah kalian kepada sifat
dengki, sifat dengki itu akan membinasakan
agama, melemahkan kemauan dan sesudahnya adalah
penyesalan.
–
Seorang mukmin yang memperhatikan akibat,
niscaya aman dari penyesalan.
NASEHAT LUKMAN
Di antara
nasihat Luqman yang terdapat dalam surah Luqman antara lain sebagai berikut.
- Jangan mempersekutukan Allah (Luqman 31:13).
- Berbuat baik kepada kedua orang tua
(Luqman 31:14).
- Sadar bahwa manusia berada dalam
pengawasan Allah (Luqman
31:16).
- Dirikan salat (Luqman 31:17).
- Berbuatlah kebaikan (Luqman 31:17).
- Jauhilah kemungkaran (Luqman 31:17).
- Sabar menghadapi cobaan dan ujian (Luqman 31:17).
- Jangan sombong (Luqman 31:19).
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ibadah adalah suatu perintah dari
Allah yang harus kita laksanakan dengan jiwa dan hati yang tulus dan ikhlas.
Ibadah kita, mengisyaratkan bahwa kita sebagi seorang hamba membutuhkan
terhadap rahmat, hidayah, taufiq maupun pertolongan dari Allah SWT, akan tetapi
perlu di ingat bahwa rasa kebutuhan kita terhadap Allah tidak akan mengurangi
rasa tulus ikhlas kita dalam beramal.
Tiap-tiap ibadah yang kita kerjakan
hendaknya didorong oleh keyakinan kepada kebesaran dan kekuasaan Allah serta
timbul atas rasa syukur dan hutang budi kita kepada-Nya, jika demikian maka
ibadah akan menjauhkan diri kita dari perbuatan yang tidak baik dan yang
dilarang oleh Allah SWT.
Tetapi ibadah yang tidak didasari
atas beberapa aspek diatas akan terkesan hanya karena sebatas memelihara
tradisi yang sudah turun temurun, kendatipun memiliki rupa dan bentuk ibadah.
Tak ada ubahnya dengan patung dan gambar yaitu hanya sebagai simbol.
Selanjutnya ibadah yang semacam itu, tidak ada kesan dan buahnya kepada tabiat
dan akhlak orang yang beribadah tersebut.